Militer beserta badan intelijennya secara terang-terangan berupaya menghancurkan Partai Tehreek-e Insaf (PTI). Dugaan ini kembali diteriakkan mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan dalam sebuah wawancara.
Khan juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan adanya keterlibatan militer maka sebentar lagi ia akan diadili di pengadilan militer dan dijebloskan ke penjara.
Militer sangat ingin menghentikannya kembali berkuasa dalam pemilihan yang dijadwalkan pada November, menurut Khan, mengulang kembali pernyataan yang pernah ia lontarkan tentang keterlibatan militer.
Protes kekerasan, yang meletus setelah dia ditangkap, adalah sebuah operasi 'Bendera palsu' yang dimaksudkan untuk menargetkannya, satu-satunya cara untuk menjebloskannya ke penjara, menurut pria berusia 70 tahun yang sempat ditangkap pada 9 Mei lalu dan dibebaskan dengan jaminan.
"Mereka bertekad menyingkirkan saya, seluruh sandiwara pengadilan militer mereka adalah untuk memenjarakan saya," kata Khan, seperti dikutip dari
Reuters. Minggu (4/5).
Khan digulingkan dari jabatannya dalam pemungutan suara parlemen tahun lalu yang menurutnya diatur oleh para jenderal top Pakistan. Hal yang dibantah mati-matian oleh Militer.
Kebuntuan hubungan antara Khan dengan pihak tentara dalam setahun terakhir mencapai puncaknya ketika terjadi serangan terhadap instalasi militer. Pendukung Khan dituduh berada di balik insiden tersebut.
Khan telah mencoba menghubungi militer untuk melakukan pembicaraan guna menemukan jalan keluar dari krisis yang membelit Pakistan, tetapi tidak mendapat tanggapan.