Ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon, Eti Herawati/RMOLJabar
Bagi Partai Nasdem, calon anggota legislatif perempuan bukan sekedar aksesoris untuk memenuhi kuota yang ditetapkan oleh Undang-undang dan PKPU. Terbukti, saat ini lebih dari 30 persen anggota legislatif dari Nasdem adalah perempuan, dan mereka banyak berkontribusi dalam upaya mengatasi ketimpangan sosial.
Ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon, Eti Herawati, merasa bersyukur atas kesuksesan partainya menelurkan banyak politisi perempuan yang tangguh dan berperan aktif dalam pembangunan di Jawa Barat.
"Alhamdulilah saya sangat bersyukur, perempuan harus ada di garda terdepan, saya tentu sepakat, kebetulan saya ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon plus Wakil Walikota Cirebon," ucapnya, diwartakan
Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (4/6).
Menurut Eti, animo para politisi perempuan masuk Partai Nasdem Kota Cirebon sangat tinggi. Hal itulah yang membuat Nasdem berhasil memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam Pileg 2024 nanti.
"Luar biasa, Jabar kalau saat ini dilihat tokoh-tokoh perempuannya, rasanya tidak sesuatu yang tabu. Luar biasa sudah lama sekali ya, era perubahan diberi ruang 30 persen, Jabar luar biasa untuk kesetaraan gender, dan situasi sudah sangat berubah," tuturnya.
Eti berharap partisipasi politik kaum perempuan bisa terus dipertahankan. Bahkan terus ditingkatkan agar kontribusi kaum hawa dalam pembangunan semakin besar.
"Kita isi kemerdekaan ini, kalau dulu berjuang Ibu Kartini, sekarang kita (para perempuan) mengisi kemerdekaan ini, kita yakin Nasdem luar biasa untuk kuota (keterwakilan perempuan) 30 persen ya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Nasdem Jabar, Saan Mustopa mengatakan, Partai Nasdem memiliki komitmen teguh untuk memberikan ruang bagi perempuan untuk berkiprah di dunia politik. Tak heran wakil rakyat perempuan dari Partai NasDem mencapai 32 persen.
"Itu komitmen kita seperti (Pemilu) 2019 yang lalu, bukan hanya kuota pada saat Caleg tapi ketika hasilnya pun Nasdem jadi satu-satunya partai yang kuota perempuannya yang terpilih menjadi anggota legislatif itu 32 persen," ungkap Saan.
"Jadi tidak ada perbedaan antara Caleg laki-laki dan Caleg perempuan dari sisi kapasitas, dari sisi kemampuan berpolitiknya, sama di atas rata-rata," tandasnya.