Tersangka kasus suap di Mahkamah Agung, Dadan Tri Yudianto/RMOL
Tersangka Dadan Tri Yudianto disebut sering menemui Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan. Kunjungan-kunjungan tersebut diduga terkait proses pengurusan perkara di MA.
Hal itu merupakan salah satu materi yang didalami tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada saksi-saksi yang telah diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin kemarin (29/5).
"Saksi Tri Mulyani dan Lilis Suryani selaku Staf HH (Hasbi Hasan) didalami terkait penjelasan tentang prosedur tamu di Sekretariat MA," ujar Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, kepada wartawan, Selasa pagi (30/5).
Selain itu, kata Ali, kedua Staf Hasbi Hasan itu juga dikonfirmasi pengetahuannya tentang tamu atas nama Dadan Tri Yudianto.
"Tamu atas nama Dadan Tri Yudianto yang diduga sering berkunjung menemui Sekretaris MA," pungkas Ali.
Hasbi Hasan dan Dadan Tri Yudianto merupakan dua tersangka baru dalam perkara suap di MA. Keduanya telah diperiksa perdana sebagai tersangka pada Rabu (24/5). Meski sudah berstatus tersangka, mereka belum dilakukan upaya paksa penahanan oleh KPK.
KPK hanya mencegah Hasbi Hasan agar tidak bepergian ke luar negeri selama 6 bulan sejak Selasa (9/5). Sedangkan untuk tersangka Dadan, juga telah dicegah sejak 12 Januari 2023.
Sebelumnya, KPK sudah menetapkan 15 orang tersangka dalam perkara ini. Yaitu Sudrajad Dimyati (SD) selaku Hakim Agung MA; Gazalba Saleh (GS) selaku Hakim Agung MA; Prasetio Nugroho (PN) selaku Hakim Yustisial dan Panitera Pengganti para Kamar Pidana MA dan Asisten Hakim Agung Gazalba; Edy Wibowo selaku Hakim Yustisial Panitera Pengganti MA; Redhy Novarisza (RN) selaku Staf Hakim Agung Gazalba; Elly Tri Pangestu (ETP) selaku Hakim Yustisial atau Panitera Pengganti MA.
Selanjutnya, Desy Yustria (DY) selaku PNS Kepaniteraan MA; Muhajir Habibie (MH) selaku PNS Kepaniteraan MA; Nurmanto Akmal (NA) selaku PNS MA; Albasri (AB) selaku PNS MA; Yosep Parera (YP) selaku pengacara; Eko Suparno (ES) selaku pengacara; Heryanto Tanaka (HT) selaku Debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana (KSP ID); Ivan Dwi Kusuma Sujanto (IDKS) selaku Debitur KSP ID; dan Wahyudi Hardi (WH) selaku Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit (RS) Sandi Karsa Makassar (SKM).