Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Hindari Konflik, Vatikan Minta Uskup dan Pemimpin Katolik Kurangi Main Medsos

SELASA, 30 MEI 2023 | 07:15 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para uskup dan pemimpin Katolik terkemuka telah diminta untuk mengurangi komentar mereka di media sosial demi menghindari perpecahan dan memicu polemik yang merugikan seluruh Gereja.

Seruan itu merupakan bagian dari dokumen setebal 20 halaman yang dikeluarkan oleh departemen komunikasi Vatikan pada Senin (29/5) yang berjudul, “Menuju Kehadiran Penuh. Refleksi Pastoral tentang Keterlibatan dengan Media Sosial.”

Dokumen tersebut, yang ditujukan kepada semua umat Katolik, memperingatkan bahaya berita palsu di media sosial dan penyalahgunaan data tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.

Dokumen tersebut mengutuk polarisasi dan ekstremisme yang telah menyebabkan "kesukuan digital" di media sosial. Disebutkan bahwa individu sering mengunci diri dalam silo pendapat yang menghambat dialog dan sering menyebabkan kekerasan, pelecehan, dan informasi yang salah.

“Gaya Kristiani harus reflektif, bukan reaktif, di media sosial. Kita semua harus berhati-hati untuk tidak jatuh ke dalam perangkap digital yang tersembunyi dalam konten yang sengaja dirancang untuk menyebarkan konflik di antara pengguna, dengan menyebabkan kemarahan atau reaksi emosional,” kata dokumen tersebut, seperti dikutip dari AFP.

Seringkali komunikasi yang dangkal dapat memecah belah, sangat mengkhawatirkan ketika itu datang dari kepemimpinan Gereja.

Sejumlah komentator telah mengkritik Paus Francis di Twitter, dengan beberapa mendukung serangan video sayap kanan yang sengit terhadap Paus.

“Sayangnya, hubungan yang rusak, konflik, dan perpecahan bukanlah hal asing bagi Gereja. Misalnya, ketika kelompok yang menampilkan diri mereka sebagai 'Katolik' menggunakan kehadiran media sosial mereka untuk mendorong perpecahan, mereka tidak berperilaku sebagaimana seharusnya komunitas Kristen,” kata dokumen itu.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya