Berita

Dunia

Belasan Tokoh Armenia Terkena Serangan Spyware Pegasus Selama Perang dengan Azerbaijan

SABTU, 27 MEI 2023 | 06:54 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebuah laporan mengungkap adanya aktivitas penggunaan spyware pegasus oleh pemerintah Armenia untuk memata-matai beberapa lawan politik, aktivis HAM, dan jurnalis, yang dilakukan di konflik bersenjata negara itu dengan Azerbaijan.

Spyware adalah perangkat lunak yang diinstal secara tidak sah di komputer seseorang tanpa sepengetahuan atau izin, dan digunakan untuk mengumpulkan informasi pribadi atau data sensitif tanpa sepengetahuan pengguna.

Laporan itu dirilis oleh LSM yang berbasis di New York, Access Now, bekerja sama dengan Citizen Lab, Amnesty International, dan sekelompok peneliti keamanan siber pada Jumat (26/5).

Mereka memulai penyelidikan pada November 2021 setelah perusahaan Apple melaporkan bahwa penggunanya telah menjadi sasaran spyware yang disponsori oleh pihak berkepentingan.

Ternyata setahun sebelumnya, terdapat kasus spyware yang terjadi di Armenia selama perang berdarah Nagorno-Karabakh dengan Azerbaijan pada tahun 2020 lalu.

Salah satu korban yang diidentifikasi oleh Access Now dan Citizen Lab adalah Anna Naghdalyan, mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armenia dan pekerja LSM saat ini.

Ponselnya diretas setidaknya 27 kali antara Oktober 2020 dan Juli 2021 selama masa jabatannya di kementerian.

Naghdalyan mengaku bahwa ia memiliki semua informasi tentang perkembangan selama perang di teleponnya.

Korban lain yang diidentifikasi oleh Citizen Lab adalah Kristinne Grigoryan, yang menjabat sebagai Ombudsman HAM Armenia. Ponselnya terinfeksi Pegasus ketika dia bertemu dengan mitra dari Azerbaijan, Sabina Aliyeva.

Di antara para korban spyware lainnya adalah dua jurnalis dari Layanan Armenia Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL), seorang pejabat PBB, dan tujuh perwakilan masyarakat sipil Armenia lainnya.

Astghik Bedevyan, salah satu jurnalis dari RFE/RL, mengaku bahwa teleponnya diretas pada atau sekitar 11 Mei 2021, saat meliput pemilihan parlementer Armenia yang terfokus pada konflik dan konsekuensi kekalahan Armenia dalam perang 44 hari.

Mengingat para korban adalah anggota organisasi masyarakat sipil yang kritis terhadap pemerintah Armenia saat ini, kemungkinan besar Armenia memiliki kepentingan yang signifikan dalam aktivitas mereka.

Namun, Access Now tidak memiliki bukti teknis yang menunjukkan bahwa Armenia pernah menggunakan Pegasus. Sebaliknya, diyakini bahwa Armenia mungkin menggunakan produk spyware yang berbeda.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya