Bentrokan antara polisi Kosovo dan pengunjuk rasa etnis Serbia di kota Zvecan/Net
Serbia pada Jumat (25/5) menyiapkan pasukannya dalam siaga tinggi, menyusul Dekrit Presiden yang memerintahkan tentara negara dan unit-unitnya bergerak lebih dekat ke perbatasan dengan Kosovo.
Surat kabar Vecernje Novosti melaporkan pada Jumat (26/5), Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengeluarkan dekrit itu di tengah ketegangan yang semakin meningkat di empat kota berpenduduk Serbia di bagian utara Kosovo dan Metohija.
Warga Serbia di wilayah itu bentrok dengan petugas penegak hukum Kosovo. Media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang berkumpul di depan gedung pemerintah kota.
Lima petugas terluka ringan dan 10 warga dilarikan ke rumah sakit.
Vucic saat menandatangani dektrit, menyerukan kepada pejabat NATO untuk mengambil tindakan segera untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan terhadap penduduk Serbia di Kosovo.
Sepanjang hari selama beberapa hari, terdengar bunyi sirine tanda situasi dalam bahaya. Saluran telekomunikasi mengalami gangguan, dan suara petugas yang mengeluarkan granat kejut serta gas air mata menambah suasana semakin mencekam.
Ketegangan dua negara yang bermusuhan kali ini dipicu oleh aksi boikot pemilu lokal pada 23 April lalu.
Pemilihan lokal berlangsung di empat kotamadya - Zvecan, Zubin Potok, Leposavic dan Mitrovica Utara - di bagian utara Kosovo dan Metohija.
Sekitar 50.000 orang Serbia yang tinggal di empat kotamadya di Kosovo utara tersebut menolak pemungutan suara sebagai protes bahwa tuntutan mereka untuk otonomi tidak dipenuhi. Ini adalah kemunduran baru untuk kesepakatan damai antara Kosovo dan Serbia.
Orang Serbia di wilayah utara Kosovo tidak menerima deklarasi kemerdekaan Kosovo tahun 2008 dari Serbia, hampir satu dekade setelah berakhirnya perang di sana, dan masih menganggap Beograd sebagai ibu kota mereka.