Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valeriy Zaluzhnyi/Net
Menghilangnya panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dari mata publik diduga akibat luka parah yang dialaminya setelah serangan rudal Rusia di dekat kota Kherson awal bulan ini.
Seorang sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada Rabu (24/5) bahwa Zaluzhny menderita cedera kepala dan banyak luka pecahan peluru selama serangan pada awal Mei, yang menargetkan pos komando Ukraina di dekat desa Posad-Pokrovskoe.
"Jenderal itu menjalani kraniotomi di sebuah rumah sakit militer di Kiev setelah serangan itu, kata sumber itu. Dokter memperkirakan pria berusia 49 tahun itu masih hidup, meskipun dia tidak akan dapat menjalankan tugasnya sebagai komandan," kata sumber itu.
Agensi tersebut juga melaporkan bahwa pemulihan Zaluzhny semakin diperumit oleh kondisi medis yang mendasarinya. Ia dikatakan mengidap penyakit diabetes.
Namun, laporan baru tersebut telah dibantah oleh Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Aleksey Danilov. Melalui cuitan di akun Twitter ia mengumumkan bahwa Zaluzhny, serta anggota komando tertinggi Kiev lainnya, telah bertemu pada Rabu dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky untuk memberi pengarahan kepadanya terkait situasi saat ini.
Spekulasi tentang keberadaan Zaluzhny muncul setelah dia melewatkan pertemuan penting NATO pada 10 Mei.
Ketua komite militer blok tersebut, Rob Bauer, mengatakan Brussels telah diberitahu bahwa komandan Ukraina tidak dapat hadir secara langsung atau melalui tautan video karena "situasi operasional yang rumit" dalam konflik dengan Moskow.
Zaluzhny tidak terlihat di depan umum sejak saat itu, dan rekaman yang muncul secara online dalam beberapa hari terakhir yang menunjukkan bahwa dia dalam keadaan sehat ternyata telah difilmkan sebelum kepergiannya.
Pada Sabtu pekan lalu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar mengklaim Zaluzhny baik-baik saja dan tetap bertanggung jawab atas angkatan bersenjata.
“Panglima ada di tempatnya. Dia melakukan pekerjaannya. Kami baru saja berbicara,” tulis Malyar di Telegram.
Malyar mengatakan bahwa rumor kemungkinan cedera atau kematian Zaluzhny disebarkan oleh Rusia dalam upaya untuk melemahkan semangat pasukan Ukraina selama pertempuran untuk kota strategis Artyomovsk, juga dikenal sebagai Bakhmut.