Berita

Ekonom senior DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Refleksi 25 Tahun Reformasi, Rizal Ramli: Di Era Jokowi, Indonesia Masuk Tahap Deformasi

SELASA, 23 MEI 2023 | 12:43 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Indonesia sudah 25 tahun menjalani masa reformasi, terhitung sejak 1998 lalu. Sudah ada lima presiden yang memimpin Indonesia di era reformasi.

Ekonom senior DR. Rizal Ramli membagi era reformasi ke dalam tiga tahapan. Yaitu, tahap democratic spring, stabilisasi demokrasi, dan terakhir deformasi.

“Tahap pertama adalah democratic spring. di Indonesia democratic spring terjadi pada masa Habibie dan Gus Dur,” terangnya saat acara Refleksi 25 Tahun Reformasi yang digelar Core Indonesia beberapa waktu lalu.

Democratic spring
mengacu pada masa peralihan bangsa Indonesia dari kepemimpinan otoriter era Orde Baru menuju demokrasi.

Setelah masa peralihan tersebut, Indonesia mengalami masa stabilisasi demokrasi di era Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di masa stabilisasi demokrasi ini, Rizal Ramli memberi satu catatan buruk berkaitan dengan trias politika di Indonesia. Ini lantaran partai-partai diberi kekuasaan besar untuk bisa memecat anggota DPR RI.

Artinya, anggota DPR tidak lagi bekerja untuk memperjuangkan hak rakyat, melainkan harus tegak lurus pada perintah partai.

Tahap selanjutnya adalah masa deformasi yang terjadi di kepemimpinan Joko Widodo. Deformasi yang dimaksud Menko Perekonomian era Gus Dur itu adalah perusakan tatanan demokrasi tanah air. Salah indikatornya adalah indeks demokrasi Indonesia yang merosot.

Berdasarkan catatan The Economist Intelligence Unit (EIU) pada Februari 2021, Indonesia berada di urutan ke-64 indeks demokrasi di dunia dari 167 negara. Indeks demokrasi Indonesia turun, dari skor 6.48 turun skor menjadi 6.3.

Indonesia bahkan ditempatkan sebagai negara dengan demokrasi cacat dengan indikator proses pemilu dan pluralisme, fungsi dan kinerja pemerintahan, partisipasi politik, budaya politik dan kebebasan sipil.

“Jadi dia preteli demokrasi, faktanya indeks demokrasi turun. Kedua, pemerintah lebih banyak yang bekerja untuk oligarki,” tegasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya