Berita

Aksi unjuk rasa yang terjadi di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo pada Sabtu, 20 Mei 2023/Net

Dunia

Aksi Damai di Kongo Berujung Ricuh, Polisi dan Pendukung Oposisi Bentrok

MINGGU, 21 MEI 2023 | 20:58 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bentrokan terjadi antara pendukung partai oposisi dengan aparat keamanan di ibu kota Kinshasa, Republik Demokratik Kongo pada Sabtu (20/5).

Ratusan pengunjuk rasa yang ikut dalam pawai yang dikomandoi oleh para pemimpin oposisi itu terkena tembakkan gas air mata, setelah polisi anti huru hara berusaha membubarkan pawai tersebut.

Menurut klarifikasi dari pihak kepolisian, mereka menggunakan gas air mata karena pawai telah menyimpang dari rute resmi yang disepakati.

"Pawai itu diizinkan tetapi di sisi lain kota. Kami berbicara dengan mereka, menyuruh mereka untuk membersihkan jalan dan pergi ke titik awal yang terletak di Mbeseke. Mereka tidak mau menurut," kata Komandan Kepolisian, Faustin Numbi.

Berdasarkan laporan yang dimuat Africa News pada Minggu (21/5), para tokoh oposisi menyerukan aksi itu lantaran dugaan penyimpangan yang terjadi saat mereka ingin mencoba mendaftar dalam pemilihan presiden pada Desember mendatang.

Selain itu, para pengunjuk rasa juga marah atas mahalnya biaya hidup di Kongo, dengan menuduh Presiden Felix Tshisekedi melakukan korupsi.

“Ini adalah pawai damai, untuk memprotes proses pemilu yang kacau, melawan biaya hidup yang tinggi, dan melawan penindasan," kata tokoh oposisi sekaligus mantan Perdana Menteri Augustin Matata.

Namun, bentrokan dimulai ketika puluhan polisi anti huru hara tiba dengan kendaraan mereka, dan mulai menembakkan gas air mata ke arah demonstran serta menangkap setidaknya belasan orang di Kongo, dan melukai dua lainnya.

Atas tindakan brutal yang dilakukan aparat kepolisian itu, Menteri Hak Asasi Manusia Kongo Albert-Fabrice Puela mengutuk peristiwa itu dan menyerukan penyelidikan segera.

“Kami menuntut penyelidikan segera dari pengadilan sehingga tanggung jawab ditetapkan atas berbagai pelanggaran,” katanya.

Sementara di sisi lain, para demonstran yang ikut berpartisipasi dalam aksi itu berharap perubahan dapat dilakukan oleh pemerintah, agar biaya hidup di negara itu tidak semakin melonjak tinggi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya