Berita

Benteng Poonch di Jammu dan Kashmir/Net

Dunia

Meski Alami Banyak Kerusakan, Benteng Poonch Jadi Objek Wisata di J&K

MINGGU, 21 MEI 2023 | 08:52 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Meski telah dibangun selama ratusan tahun, kemegahan benteng Poonch di Jammu dan Kashmir tetap berdiri kokoh hingga hari ini.

Bangunan bersejarah yang dibangun pada 1713 lalu oleh Raja Abdul Razak Khan, menyimpan banyak kisah-kisah dan simbol keagungan dari pemerintahan yang berkuasa, seperti Dogras, Sikh dan Muslim.

Kerap dijadikan kantor pemerintahan oleh kekaisaran yang berkuasa. Namun hingga tahun 2005 silam gempa mematikan mengguncang benteng Poonch itu, yang menyebabkan bangunan itu memiliki banyak kerusakan yang dilaporkan.


Beberapa tembok perlahan rusak, meski bangunan bersejarah itu masih tetap berdiri tegak karena kehebatan tangan dari para arsitek di masanya, dengan beberapa kali, dana dialokasikan untuk memperbaiki benteng itu. Namun kerusakan akibat cuaca, ulah manusia dikabarkan masih terus terjadi.

Kini meski memiliki banyak kerusakan dan perhatian yang telah berkurang dari pemerintah setempat, bangunan yang memiliki usia lebih dari 220 tahun dengan arsitektur kuno, dan saksi dari naik turunnya penguasa di J&K pada masanya itu, dijadikan objek wisata, dengan banyaknya turis yang datang ke benteng tersebut.

Seperti dikutip dari Web India pada Minggu (21/5), beberapa wisatawan yang mengunjungi benteng Poonch mengaku cukup takjub akan warisan budaya tersebut, dan menyampaikan harapannya bahwa peninggalan bersejarah itu dapat dilestarikan dengan baik.

"Pelestarian dan pemulihan segera warisan kuno ini sangat penting untuk mempertahankan identitas kuno dan sejarah Poonch," kata para wisatawan yang berharap restorasi dapat dilakukan.

Penduduk setempat juga meyakini bahwa benteng itu masih dapat dipulihkan dan diselamatkan seperti kondisi sebelumnya.

Namun sebelum merehabilitas, penduduk di J&K meminta agar restorasi bangunan dapat memerhatikan faktor-faktor penyebab kehancuran benteng, seperti perubahan iklim, penumpukan air hujan, kurangnya drainase, tumbuhnya tumbuhan liar dan khususnya kelalaian manusia yang patut diperhatikan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya