Berita

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy tiba di ruang sidang di pengadilan banding Prancis pada Rabu 17 Mei 2023/Net

Dunia

Pengadilan Prancis Menolak Banding Mantan Presiden Nicolas Sarkozy dalam Kasus Korupsi

KAMIS, 18 MEI 2023 | 07:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Upaya banding mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dalam kasus korupsi yang menjeratnya telah menemui kegagalan dalam sidang yang berlangsung Rabu (17/5).

Sarkozy yang menjadi presiden dari 2007 hingga 2012, terlihat gugup ketika tiba di pengadilan. Memakai  setelan abu-abu tua, dia sempat menepuk pengacaranya dan sesekali tersenyum ketika duduk sebelum persidangan dimulai.

Mantan presiden berusia 68 tahun itu telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan yang lebih rendah pada tahun 2021 karena mencoba menyuap hakim dengan imbalan informasi tentang kasus hukum yang melibatkannya.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Prancis modern seorang mantan presiden dihukum karena korupsi dan dijatuhi hukuman penjara.

Sejalan dengan putusan awal, pengadilan banding mengatakan Sarkozy akan ditahan di rumah, dengan gelang elektronik, praktik standar untuk hukuman dua tahun atau kurang. Dia juga menerima hukuman percobaan dua tahun, yang tidak harus dia jalani jika dia tidak melakukan pelanggaran baru dalam lima tahun ke depan.

Jacqueline Laffont, pengacara, mengatakan Sarkozy tidak bersalah atas dakwaan korupsi. Dia juga mengatakan kliennya tidak melakukan kesalahan dan menggambarkan keputusan itu sebagai hal yang mencengangkan.

“Nicolas Sarkozy tidak bersalah. Kami akan menangani kasus ini. Ini baru permulaan," kata Laffont, seperti dikutip dari The National.

Selain hukuman pidana, Sarkozy juga diskors dari jabatan publik selama tiga tahun karena berusaha mendapatkan informasi tentang penyelidikan hukum dari seorang hakim melalui saluran telepon rahasia yang ditemukan melalui penyadapan.

Ini adalah salah satu dari banyak kasus hukum yang dihadapi Sarkozy. Pada 2021 Sarkozy dinyatakan bersalah atas pembiayaan kampanye ilegal dari tawaran pemilihan ulang tahun 2012 yang gagal. Pekan lalu, jaksa meminta dia untuk diadili atas tuduhan bahwa dia mengambil jutaan dana ilegal untuk kampanye 2007 oleh rezim mendiang pemimpin Libya Muammar Gadhafi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya