Merebaknya virus flu burung H5N1 dengan patogen tinggi (HPAI) telah menyebar untuk yang pertama kalinya di Brasil, negara pengekspor ayam terbesar di dunia.
Kasus tersebut telah dikonfirmasi oleh Kementerian Pertanian pada Senin (15/5), dengan mengatakan dua virus itu terdeteksi pada burung liar di negaranya.
"Dua kasus virus influenza subtipe H5N1 terdeteksi pada burung liar dan seharusnya tidak memicu larangan impor produk unggas Brasil sesuai pedoman dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH)," kata kementerian itu, seperti dimuat
Reuters.
Menurut kementerian Brasil, karena kasus tersebut terdeteksi di dua burung liar yang bermigrasi di lepas pantai negara bagian Espirito Santo, maka mereka tidak akan memberlakukan larangan impor kepada peternak unggas, dan hewan liar itu tidak membuat status negaranya sebagai bebas HPAI terpengaruh.
Saat negara lain terhuyung-huyung menghadapi wabah flu burung, Brasil justru mengalami kenaikan ekspor yang tinggi sebesar Rp 144 triliun, karena negara Amerika Selatan itu belum pernah mendaftarkan wabah tersebut di peternakannya sampai sekarang.
Sementara negara lain seperti Argentina, telah menangguhkan ekspor unggasnya pada Febuari lalu, karena mereka mencatat flu burung di industri unggasnya, yang memicu banyaknya kematian pada hewan, dan menyebabkan tingginya harga telur dan kalkun di negara itu.
Menanggapi wabah yang sudah memasuki negaranya, CEO dari perusahaan BRF, pengeskpor ayam terbesar di dunia, Miguel Gularte merasa tidak terkejut, karena pihaknya merasa telah siap dalam menghadapi skenario apapun.
"Sejauh ini perusahaan telah bergantung pada layanan kesehatan hewan yang kuat di Brasil untuk mencegah dan mengatasi potensi ancaman terhadap industri peternakan unggas, yang membuat kami tidak terlalu khawatir," ujarnya.