Tokoh oposisi Tunisia dan pemimpin partai Ennahdha, Rached Ghannouchi, tiba di unit antiterorisme Tunisia di Tunis, Tunisia, Selasa, 19 Juli 2022 saat akan diperiksa atas dugaan pencucian uang dan pendanaan teroris melalui badan amal asosiasi/Net
Tokoh oposisi Tunisia yang dikenal sebagai pemimpin gerakan muslim, dijatuhi hukuman satu tahun penjara secara in absentia oleh Pengadilan Tunisia pada Senin (15/5).
Media lokal melaporkan, Rached Ghannouchi, yang ditangkap bulan lalu terkait penghasutan dan berkomplot melawan negara, juga dikenai denda sebesar 1.000 dinar atau 326 dolar AS.
Ghannouchi, lawan politik Presiden Kais Saied, adalah mantan ketua parlemen dan pemimpin partai Islam Ennahda. Ennahda adalah partai terbesar di parlemen sebelum Saied membubarkan majelis pada Juli 2021.
Ia ditangkap dan ditahan setelah pernyataannya yang memperingatkan bahwa menghapus sudut pandang yang berbeda seperti sayap kiri atau Islam politik, dari mana partainya berasal, dapat menyebabkan "perang saudara".
Penangkapannya telah menarik perhatian internasional, termasuk dari Uni Eropa yang mengingat pentingnya "prinsip dasar pluralisme politik".
Human Rights Watch (HRW) mengatakan, penangkapan pria berusia 81 tahun itu adalah langkah "untuk menetralkan partai politik terbesar di negara itu".
Amerika Serikat juga menyoroti penangkapannya dengan mengatakan bahwa penangkapan itu mewakili eskalasi yang meresahkan oleh pemerintah Tunisia terhadap lawan pemerintah.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada wartawan bahwa Berlin memandang penangkapan Ghannouchi dengan sangat prihatin" dan memperingatkan bahwa "pencapaian demokrasi di Tunisia sejak 2011 tidak boleh hilang.