Pergerakan topan Mocha yang akan mendarat di dekat perbatasan Bangladesh dan Myanmar/Net
Topan Mocha yang membawa angin dengan kecepatan hingga 175 km per jam diperkirakan akan segera mendarat di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar dalam dua hari ke depan.
Untuk itu, otoritas kedua negara mengerahkan ribuan sukarelawan untuk mengevakuasi warga yang berada di daerah dataran rendah.
Direktur Program Kesiapsiagaan Topan Bangladesh, Ahmadul Haque mengatakan pihaknya telah mengerahkan 8.600 sukarelawan di Cox's Bazar dan 3.400 sukarelawan Rohingya lainnya di kamp-kamp pengungsi.
"Kami memperingatkan orang-orang yang tinggal di lereng bukit karena topan akan membawa hujan lebat yang dapat memicu tanah longsor,” ujar Haque, seperti dimuat
The Irrawaddy pada Jumat (12/5).
Diperkirakan, gelombang badai Mocha setinggi antara 2 dan 2,5 meter akan menerjang wilayah pantai dataran rendah di perbatasan Bangladesh, rumah bagi kamp-kamp luas yang menampung ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Sementara itu, seorang penduduk bernama Thar Tin Maung (60) mengaku telah dipindahkan dari desanya di Negara Bagian Rakhine Myanmar ke kota Sittwe sebagai persiapan menghadapi badai.
Di kota terdekat Pauktaw, Kyaw Kyaw Khaing mengatakan sekitar 200 orang telah tiba untuk berlindung di pusat komunitas dan biara Buddha.
Bangladesh terakhir dilanda badai super pada November 2007 ketika Topan Sidr melanda barat daya negara itu, menewaskan lebih dari 3.000 orang dan menyebabkan kerusakan senilai miliaran dolar.
Sementara Myanmar pernah dilanda bencana terparah saat Topan Nargis menyebabkan sedikitnya 138.000 orang tewas atau hilang di tahun 2008.