Berita

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin/Net

Dunia

Kepala Pentagon Ingatkan Ancaman China Jika Terjadi Gagal Bayar Utang Nasional

JUMAT, 12 MEI 2023 | 15:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Teori ancaman China digunakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan pejabat senior Pentagon lainnya untuk mendesak anggota parlemen agar memperpanjang batas pinjaman federal.

Bersaksi pada sidang Senate Defense Appropriation pada Kamis (11/5), Austin dan Kepala Staf Gabungan Mark Milley berbicara untuk mendukung permintaan anggaran Gedung Putih tahun 2024, agar tidak terjadi pukulan besar bagi keamanan nasional AS.

“China, dalam pidato terbuka mereka dan kesempatan lain, menggambarkan kami sebagai kekuatan yang menurun,” kata Milley, seperti dikutip dari AFP, Jumat (12/5).

“Kegagalan utang hanya akan memperkuat pemikiran itu dan memberanikan China serta meningkatkan risiko ke Amerika Serikat," katanya.

Alasan permintaan anggaran Pentagon sebesar 842 miliar dolar AS untuk tahun depan, didorong oleh keseriusan persaingan strategis kami dengan Republik Rakyat Tiongkok,” Austin melanjutkan dengan menyatakan bahwa default atau gagal bayar utang akan membawa risiko besar terhadap reputasi AS yang dapat menguntungkan Beijing.

“Artinya secara realistis bagi kami adalah bahwa kami tidak akan, dalam beberapa kasus, dapat membayar pasukan kami dengan tingkat prediksi apa pun. Dan prediktabilitas itu sangat penting bagi kami,” tambahnya.

“Ini akan berdampak nyata pada kantong pasukan kita dan warga sipil kita," lanjut Austin.

Dalam sambutan pembukaannya, menteri pertahanan juga mengatakan anggaran yang dicari oleh militer akan menandai peningkatan 3,2 persen selama tahun 2023 – termasuk peningkatan 40 persen untuk 'Inisiatif Pencegahan Pasifik', yang bertujuan untuk memperluas kehadiran militer AS di halaman belakang China.

Ia bersikeras bahwa uang itu diperlukan untuk memenuhi tantangan yang ditimbulkan oleh RRC.

Direktur Intelijen Nasional Avril Haines juga mengatakan kepada Kongres pekan lalu bahwa China dan Rusia akan memanfaatkan gagal bayar utang, dengan mengatakan mereka dapat menggunakan peristiwa itu untuk menggambarkan kekacauan di Amerika Serikat.

Sama seperti Pentagon, Presiden Joe Biden sendiri juga telah menyatakan bahwa default "bukan pilihan", karena dapat memicu resesi dan merusak reputasi internasional AS "secara ekstrim".

Biden dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Republik lagi minggu depan untuk pembicaraan lebih lanjut tentang perpanjangan plafon utang.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya