Kebersamaan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan/Ist
Presiden Joko Widodo diprediksi bakal ditinggalkan rekan koalisi pendukung pemerintah, apabila terlalu jauh ikut cawe-cawe pada Pilpres 2024.
Pasalnya, parpol pendukung pemerintah tentu punya kepentingan untuk mengusung calonnya di koalisi. Sedangkan Jokowi menginginkan hanya calon yang dijagokan olehnya untuk berlaga di kontestasi demokrasi lima tahunan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (10/5).
“Jika Jokowi terlalu dalam intervensi keputusan politik praktis yang tidak akomodatif pada kepentingan elit partai, maka Jokowi besar kemungkinan akan ditinggalkan,” kata Dedi Kurnia.
Selain itu, Dedi Kurnia juga menilai elite parpol pendukung pemerintah saat ini yakni PDIP, Golkar, PAN, PPP, Gerindra dan PKB akan semakin tidak simpatik jika Jokowi mendominasi bentukan rencana koalisi.
“Jokowi tidak lagi dihormati oleh elit politik, bahkan oleh publik sekalipun,” pungkas pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumpulkan para ketua umum parpol pendukung pemerintah di Istana Negara pada Selasa malam nanti (2/5).
Hadir dalam pertemuan itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas.