Berita

Surya Paloh, Anies Baswedan dan para petinggi Partai Nasdem/RMOL

Politik

Publik Antusias Tunggu Keputusan Nasdem Keluar dari Kabinet Jokowi

RABU, 10 MEI 2023 | 10:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Publik diyakini antusias menunggu keputusan Partai Nasdem mengambil langkah perubahan efektif dengan tidak bermain dua kaki, yakni keluar dari Kabinet Indonesia Maju.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menggunakan powernya secara terang-terangan dan lugas mendukung Bacapres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Jauh sebelum pengumuman oleh Megawati Soekarnoputri, maupun setelahnya.

"Itu mencoreng wajah kekuasaan, dan pemerintahan menjadi partisan. Sebagai kepala negara mengharuskan Jokowi menjaga netralitas, tidak berpihak pada Capres tertentu. Karena keberpihakan itu melanggar sumpah dan janji kepala negara dan kepala pemerintahan," kata Muslim, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/5).


Dia menilai keberpihakan Jokowi terhadap Ganjar bukan basa-basi. Bahkan terlihat mempersiapkan Ganjar sebagai putra mahkotanya. Sikap itu menyalahi UU 7/2017 tentang Pemilu, yang mengamanatkan hanya partai politik dan gabungan partai politik yang mengusulkan calon presiden.

"Jokowi bukan ketua umum partai dan bukan koordinator gabungan partai-partai. Jadi tidak dibenarkan dia mencampuri penunjukan Capres dari partai mana pun," kata Muslim.

Apalagi setelah ditetapkannya Ganjar sebagai Bacapres oleh PDIP, Jokowi menggelar pertemuan di Istana Negara dengan mengundang sejumlah Ketum Parpol koalisi pemerintahannya.

"Jokowi (Istana) tidak mengundang Partai Nasdem, Surya Paloh. Meski dibantah dan disanggah sana-sini bahwa itu bukan pertemuan politik, tapi dengan hanya mengundang Ketum Parpol saja tak dapat dibantah itu pertemuan politik," tukas Muslim.

Beberapa hari kemudian, kata Muslim, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh. Muslim menganggap, sulit dibantah pertemuan itu bukan pertemuan politik.

Publik kata Muslim, menafsirkan pertemuan Luhut dengan Surya Paloh untuk meredam, karena Surya Paloh tidak ikut diundang ke Istana.

"Jadi pertemuan Luhut dan Surya Paloh itu untuk mengobati luka Nasdem yang telah dipinggirkan Istana," tambahnya.

Selain itu, publik juga membaca bahwa seolah-olah Surya Paloh dan Nasdem telah menyakiti Jokowi, karena mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres.

"Anies telah dibuang Jokowi dari jabatan Mendikbud, lalu memenangkan Pilgub DKI mengalahkan Ahok-Djarot yang didukung Jokowi dan PDIP. Tapi, kenapa dicapreskan oleh Nasdem. Nampaknya sakit hati Jokowi terhadap Surya Paloh tak terperikan. Bahkan ada isu, Nasdem mau digusur dari kabinet, meski pertemuan Surya Paloh-Luhut menegaskan Nasdem masih berada di dalam kabinet," urai Muslim.

Jika menghitung pemerintahan Jokowi saat ini, keberadaan Nasdem di pemerintahan dianggap sudah tidak efektif lagi. Jika serius usung Anies sebagai Capres bersama Demokrat dan PKS, kata Muslim, sebaiknya Nasdem ambil langkah efektif di luar pemerintahan.

"Mundur saja dari kabinet, agar full konsentrasi kerja politik memenangkan pasangan Capres Cawapresnya. Toh posisi Nasdem di pemerintah tidak memberikan manfaat apa-apa, toh ketua umumnya sudah dianggap tidak ada dan tidak digubris lagi," katanya.

Untuk itu, demi menegakkan wibawa Surya Paloh, kader Nasdem di Kabinet Indonesia disarankan mundur. Itu lebih terhormat dan mulia, karena menjaga marwah dan martabat ketua umum sama dengan menjaga marwah dan martabat partai.

"Terus terang, publik sangat antusias menunggu keputusan Nasdem ambil langkah perubahan yang efektif, tidak bermain di dua kaki. Satu kaki di pemerintahan, dan kaki lain menyiapkan Capresnya pengganti Jokowi. Sudahlah, langkah perubahan menuju perbaikan Indonesia ke depan sangat dinantikan," pungkas Muslim.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya