Berita

Puluhan pengungsi Rohingya dan para pejabat Bangladesh dalam Perjalanan pulang setelah Berkunjung ke negara bagian Rakhine, Myanmar/Net

Dunia

Sebelum Direpatriasi, Rohingya Tuntut Jaminan Keamanan dan Kewarganegaraaan dari Myanmar

SENIN, 08 MEI 2023 | 14:55 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Di tengah upaya repatriasi dari pemerintah Myanmar, pengungsi Rohingya di Bangladesh menuntut jaminan keamanan dan kewarganegaraan sebelum mereka kembali ke negara asalnya.

Hal tersebut disampaikan setelah sekitar 20 pengungsi Rohingya dan tujuh pejabat Bangladesh melakukan kunjungan pertamanya ke negara bagian Rakhine, Myanmar untuk melihat pengaturan pemukiman kembali.

Dimuat CNN pada Senin (8/5), menurut pengungsi Rohingya, mereka hanya akan kembali secara permanen jika keamanan dan hak-hak mereka akan dijamin, dan diberikan kewarganegaraan.


“Kami tidak ingin dikurung di kamp-kamp. Kami ingin mendapatkan kembali tanah kami dan kami akan membangun rumah kami sendiri di sana. Kami hanya akan kembali dengan kewarganegaraan dan semua hak kami,” kata salah satu pengungsi yang berkunjung ke negara bagian Rakhine, Oli Hossain.

Sejauh ini, pemerintah Myanmar dikabarkan hanya menawarkan kartu verifikasi nasional Rohingya (NVC), yang dianggap tidak cukup karena mereka lebih membutuhkan penetapan kewarganegaraannya.

“Myanmar adalah tempat kelahiran kami dan kami adalah warga Myanmar dan hanya akan kembali dengan kewarganegaraan. Kami tidak akan pernah menerima NVC. Ini secara efektif hanya akan mengidentifikasi Rohingya sebagai orang asing,” kata salah satu pengungsi lainnya, Abu Sufian.

Berdasarkan laporan dari pemerintah Bangladesh, tim dari Myanmar akan segera datang ke negaranya dalam waktu dekat ini untuk membangun kepercayaan pengungsi Rohingya, di tengah banyaknya keresahan di kalangan pengungsi.

Program repatriasi itu dikabarkan akan melibatkan sekitar 1.100 pengungsi, meski tanggalnya belum ditetapkan, akan tetapi para pengungsi Rohingya merasa curiga dengan program tersebut, di tengah kerasnya pemerintah yang dipimpin junta Myanmar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya