Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi/Net
Uni Eropa dipastikan tidak akan mampu mempertahankan diri jika China memutuskan untuk menyerang salah satu negara anggotanya. Untuk itu, mantan perdana menteri Italia, Silvio Berlusconi, mendesak Brussel untuk mengadopsi strategi militer yang kuat dan berinvestasi besar-besaran dalam pertahanan.
Pernyataan Berlusconi mengalir dalam wawancara video yang direkam pada Jumat lalu oleh saluran televisi Italia. Politisi senior itu saat ini berada di rumah sakit San Raffaele di Milan dan dirawat karena leukemia, yang didiagnosis pada awal April.
"Jika China memutuskan untuk menduduki Italia, dan mungkin beberapa negara Eropa lainnya, kami sama sekali tidak akan dapat melawannya," katanya, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (7/5).
“Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah pergi ke sekolah untuk belajar bahasa Mandarin,” tambahnya.
Untuk meningkatkan kedudukannya, kata Berlusconi, UE perlu mengadopsi kebijakan militer tunggal, dengan kerja sama yang kuat antara angkatan bersenjata semua negara Eropa. Dia juga menganjurkan peningkatan pengeluaran pertahanan dan pembentukan korps darurat berkekuatan 300.000 orang.
Berlusconi melanjutkan dengan menekankan bahwa UE dapat dan harus memainkan peran yang lebih besar di dunia, termasuk menentang apa yang digambarkan Berlusconi sebagai “ imperialisme Tiongkok”.
Bulan lalu, Bloomberg melaporkan bahwa perdana menteri saat ini, Giorgia Meloni, sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari proyek infrastruktur Sabuk dan Jalan yang diinisiasi China.
Namun, menurut sumber yang dikutip dalam artikel tersebut, tidak ada konsensus tentang masalah ini dalam koalisi yang berkuasa.