Berita

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam/RMOL

Politik

Konsolidasi Politik di Istana, Jokowi Coreng Wibawa Dirinya dan Kesakralan Istana Negara

MINGGU, 07 MEI 2023 | 22:51 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dianggap sudah mencoreng wibawa dirinya sendiri dan kesakralan Istana Negara karena digunakan sebagai tempat untuk konsolidasi partai politik (parpol) untuk mendukung Ganjar Pranowo.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam yang setuju dengan pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bahwa Megawati Soekarnoputri dianggap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak melibatkan diri dalam perpolitikan di akhir jabatan sebagai presiden.

"Apa yang disampaikan JK benar adanya, karena tidak mungkin Jokowi sebagai presiden juga merangkap sebagai tim sukses pasangan capres-cawapres," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/5).

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, kritikan JK sangat rasional dan berkesesuaian dengan konstitusi, bahwa posisi presiden tidak mungkin merangkap kepanjangan tangan dari partai koalisi atau bahkan petugas partai.

"Setelah Jokowi dilantik menjadi presiden maka ia presidennya seluruh rakyat Indonesia, bukan presidennya PDIP dan bahkan presidennya partai koalisi," kata Saiful.

Maka kata Saiful, apabila ada kaitan dengan undangan yang berbau partai politik (parpol), maka seharusnya tidak digelar di Istana. Mengingat, Istana dibayar dari keringat rakyat, dan bukan untuk konsolidasi parpol.

Menurut Saiful, Jokowi harus meniru Megawati dan SBY, tidak merusak sistem konvensi ketatanegaraan yang selama ini sudah berjalan.

"Di mana tidak ada agenda partai diselesaikan di Istana Negara, karena hal tersebut selain melanggar hukum juga menurunkan citra dan lembaga kepresidenan," terang Saiful.

Karena kata Saiful, Istana Negara harus sakral dan tidak boleh ditempati oleh agenda-agenda politik pribadi atau kepentingan golongan tertentu.

Dalam pandangan Saiful, Jokowi telah memberikan contoh tidak baik dan telah mencoreng wibawa dirinya sendiri dan kesakralan Istana Negara.

Seharusnya, kata Saiful, sebagai presiden dapat menempatkan diri dan membedakan mana yang merupakan agenda partai politik dan mana yang merupakan agenda kenegaraan.

Jika dicampuradukkan, tambah Saiful, akan dapat mengacaukan kebiasaan-kebiasaan yang telah dibangun oleh kepala negara dan pemerintahan di masa-masa silam.

"Dan itu tidak baik bagi perkembangan demokratisasi dan pemerintahan," pungkas Saiful.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Penumpang Whoosh Meroket 30 Persen Selama Libur Waisak

Senin, 27 Mei 2024 | 12:06

Mega Diminta Kembali Pimpin PDIP Tak Berarti Kaderisasi Mandek

Senin, 27 Mei 2024 | 11:54

KPK Lambat, Dugaan Gratifikasi Pj Bupati KBB Dilaporkan ke Presiden

Senin, 27 Mei 2024 | 11:41

Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat, 12 Penumpang Terluka

Senin, 27 Mei 2024 | 11:33

Tolak RUU Penyiaran, Jurnalis dan Elemen Demokrasi Gelar Demo

Senin, 27 Mei 2024 | 11:24

Sentil Puan di Rakernas, Megawati Tegaskan Arah Gerak Partai

Senin, 27 Mei 2024 | 11:16

Balas Hujan Roket Hamas, Israel Bunuh 35 Orang di Rafah

Senin, 27 Mei 2024 | 11:12

Fahira Berharap Israel Segera Angkat Kaki dari Palestina

Senin, 27 Mei 2024 | 11:11

Mantan Kakorlantas Djoko Susilo Ajukan PK Kedua

Senin, 27 Mei 2024 | 11:04

Bantah Mangkir, Mertua Menpora Mengira Kena Prank Dipanggil KPK

Senin, 27 Mei 2024 | 10:52

Selengkapnya