Berita

Presiden Tunisia, Kais Saied/Net

Dunia

Serikat Jurnalis Tunisia: Presiden Kais Saied adalah Musuh No. 1 Kebebasan Pers

KAMIS, 04 MEI 2023 | 12:25 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kondisi kebebasan pers di Tunisia setelah revolusi 2011 ternyata masih belum baik-baik saja. Pasalnya, beberapa aturan yang dikeluarkan oleh Presiden Tunisia saat ini, Kais Saied dinilai otoriter dan mengekang pekerjaan para jurnalis.

Dalam sebuah pernyataan, Serikat Jurnalis Tunisia bahkan menyebut Presiden Saied sebagai musuh nomor satu kebebasan pers sejak dirinya memimpin penuh negara itu pada 2021 lalu.

Kepala Serikat Jurnalis, Mahdi Jlassi mengecam undang-undang pemerintah yang memberlakukan hukuman penjara karena menyebarkan informasi palsu atau desas-desus online.

"Beberapa jurnalis telah diadili berdasarkan undang-undang tersebut, yang merupakan kemunduran terbesar bagi kebebasan berekspresi sejak 2011," ungkap Jlassi, seperti dikutip dari Haretz News pada Kamis (4/5).

Presiden Saied membantah telah membatasi kebebasan pers dan mengklaim tidak ada jurnalis yang dipenjara karena pendapatnya. Ia mengeluarkan aturan tersebut untuk menyelamatkan stabilitas Tunisia dari tahun-tahun krisis.

Kendati demikian, beberapa laporan menyebut beberapa jurnalis dipenjara karena mengkritik pemerintah.

Tahun lalu, jurnalis Saleh Attia dipenjara selama tiga bulan karena mengkritik peran tentara dalam politik. Jurnalis Ameur Ayad dipenjara selama dua bulan karena mengkritik presiden. Wartawan Nizar Bahloul menghadapi persidangan atas sebuah artikel yang secara umum mengkritik pihak berwenang.

Sementara tahun ini, Nourredine Boutar, kepala Radio Mosaique dipenjara atas tuduhan konspirasi terhadap negara dan pencucian uang.

Selain itu, banyak aktivis dan warga sipil yang ikut dipenjara karena postingan media sosial yang mengkritik presiden atau pejabat pemerintah lainnya.

Laporan Reporters Without Borders tahun 2023 menyebut bahwa kebebasan pers Tunisia telah menurun secara signifikan, di mana peringkatnya jatuh dari urutan ke-94 tahun lalu ke urutan ke-121 dalam indeks tahun ini.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya