Berita

Kepulan asap akibat pertempuran senjata di ibu kota Khartoum, Sudan/Net

Dunia

Paramiliter RSF Sudan Gunakan Rumah Sakit Sebagai Pangkalan Militer

KAMIS, 04 MEI 2023 | 06:45 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sejak melakukan perlawanan terhadap tentara nasional Sudan, pasukan paramiliter Rapid Support Force (RSF) telah melakukan berbagai taktik jahat, salah satunya dengan menjadikan rumah sakit sebagai pangkalan militer mereka.

Hal itu diungkap Kedutaan Besar Sudan di Jakarta dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (3/5).

Menurut paparan Kedubes, setelah beberapa minggu bertempur, pasukan RSF banyak kehilangan cengkraman mereka di beberapa lokasi strategis di Khartoum.

Kondisi terdesak itu mendorong RSF melakukan tindakan keji amoral dengan menghancurkan fasilitas publik penting di ibukota, termasuk rumah sakit dan tindak kejahatan pada staf medis.

"Akibatnya 69 persen rumah sakit tidak berfungsi, dan staf medis dievakuasi secara paksa. Pekerja darurat dan ambulans menjadi sasaran, 19 tenaga medis tewas, sembilan di antaranya diculik dan sejumlah apotek dijarah," jelas Kedubes.

Dikatakan Kedubes, RSF bahkan melakukan evakuasi paksa pada pasien di rumah sakit, agar gedungnya bisa digunakan sebagai markas pertahanan.

"Bahkan beberapa rumah sakit digunakan oleh pemberontak sebagai pangkalan militer, setelah mengevakuasi paksa semua pasien, termasuk mereka yang berada dalam posisi kritis," ungkap laporan itu.

Karena pasokan logitik mereka banyak dihancurkan, RSF akhirnya menjarah puluhan supermarket dan toko kelontong di Khartoum untuk memenuhi kebutuhan dasar para tentara.

Sejak konflik militer meletus 15 April lalu, pasukan RSF telah melanggar enam gencatan senjata kemanusiaan dan sejumlah gencatan senjata diplomatik lainnya.

Pasukan pemberontak dilaporkan telah menjarah mobil CD KBRI di Khartoum dan juga membunuh seorang atase administrasi kedutaan Mesir.

Berita lainnya yang tak kalah mencengangkan ialah RSF yang diberitakan telah merekrut banyak anak-anak dari keluarga miskin untuk menjadi tentara mereka. Tindakan itu dikecam oleh banyak pihak karena merupakan suatu tindakan kejam yang melanggar hak asasi kemanusiaan.

Populer

Inilah 3 Kandidat Kepala Badan Penerimaan Negara

Jumat, 02 Agustus 2024 | 16:13

Identitas Tersangka Korupsi Rp3,451 Triliun: Enam Petinggi LPEI, Satu Swasta

Kamis, 01 Agustus 2024 | 10:11

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

60 Pegawai Main Judol, Pimpinan KPK: Cuma Iseng

Jumat, 02 Agustus 2024 | 08:23

Edi Slamet Irianto, Kandidat Kepala BPN Berjuluk Hand of Midas

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 11:32

Putra Putri TNI-Polri Minta Polisi Tangkap Alvin Lim

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 02:24

Ramalan Rocky Gerung: 30 Hari ke Depan Krisis Beras Berubah Jadi Krisis Sosial

Jumat, 02 Agustus 2024 | 22:43

UPDATE

Pemprov Jakarta Berpotensi Rugikan Negara Puluhan Triliun

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:49

Amanah Hadirkan Parade Kejayaan Aceh di Muffest 2024

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:44

KPK Dapat Petunjuk Dugaan Suap PAW PDIP dari Buku Hasto

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:35

Bahlil Dipercaya Jokowi jadi Ketua Satgas Percepatan Investasi IKN

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:23

PLN Icon Plus Resmikan Network Operation Center

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:19

BEM KSI Deklarasi Dukung Pilkada Damai 2024

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:03

Asap Dji Sam Soe Ganggu IHSG, Dolar AS di Bawah Rp16.000

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:02

Manggala Putra Ajukan PK Terkait Merek Ralp Lauren

Kamis, 08 Agustus 2024 | 18:54

Kinerja Lesu, Pekerja Tekstil Indonesia Turun 7,5 Persen di 2024

Kamis, 08 Agustus 2024 | 18:53

Bansos Didistribusikan di Kepulauan Seribu

Kamis, 08 Agustus 2024 | 18:52

Selengkapnya