Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim pasukan intelijennya telah berhasil membunuh pemimpin ISIS, Abu Hussein al-Qurashi di Suriah.
"Orang ini dinetralkan sebagai bagian dari operasi oleh organisasi intelijen nasional Turki di Suriah kemarin," kata Erdogan dalam wawancara dengan penyiar TRT Turk pada Minggu (30/4).
Erdogan mengatakan organisasi intelijen telah mengejar Qurashi sejak lama. Dalam beberapa kasus, tokoh senior ISIS menjadi sasaran saat bersembunyi di daerah di mana Turki memiliki pengaruh besar.
Sumber lokal dan keamanan Suriah mengatakan operasi itu terjadi di kota Jandaris Suriah utara, yang dikendalikan oleh kelompok pemberontak yang didukung Ankara dan merupakan salah satu yang paling parah terkena dampak gempa 6 Februari yang melanda Turki dan Suriah.
Seorang warga mengatakan bentrokan dimulai di tepi Jandaris semalam dari Sabtu hingga Minggu, berlangsung sekitar satu jam sebelum warga mendengar ledakan besar.
Daerah itu kemudian dikepung oleh pasukan keamanan untuk mencegah siapa pun mendekat.
ISIS memilih al-Qurashi sebagai pemimpinnya pada November 2022, setelah pemimpin ISIS sebelumnya tewas dalam operasi di Suriah selatan.
ISIS mengambil alih sebagian besar Irak dan Suriah pada tahun 2014. Pemimpinnya saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi, mendeklarasikan kekhalifahan Islam di seluruh wilayah yang menampung jutaan orang.
Tetapi ISIS kehilangan cengkeramannya di wilayah tersebut setelah kampanye oleh pasukan yang didukung AS di Suriah dan Irak, serta pasukan Suriah yang didukung oleh Iran, Rusia, dan berbagai paramiliter.
Ribuan militan yang tersisa dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar bersembunyi di pedalaman terpencil kedua negara, meskipun mereka masih mampu melakukan serangan besar-besaran.