Berita

Representative Images/Net

Dunia

Taliban: Tekanan dari DK PBB Tidak akan Berhasil di Afghanistan

SABTU, 29 APRIL 2023 | 10:14 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Setelah resolusi baru-baru ini dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB untuk mengecam pembatasan terhadap wanita di Afghanistan, para pejabat Taliban menanggapi dengan mengatakan bahwa tekanan itu tidak akan berhasil karena merupakan masalah internal negaranya.

Hal tersebut disampaikan seorang pemimpin senior Taliban, Anas Haqqani, dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abdul Qahar Balkhi, pada Jumat (28/4), saat menanggapi resolusi DK PBB yang menyebut larangan bekerja terhadap perempuan merusak hak asasi manusia dan prinsip dasar kemanusiaan.

Menurut Anas Haqqani, tekanan yang dilakukan DK PBB dengan mengeluarkan resolusi tidak akan berpengaruh apa pun kepada negaranya.

“Posisi apa pun yang diadopsi, yang tidak didasarkan pada pemahaman mendalam, tidak akan memberikan hasil yang diinginkan dan akan selalu tidak efektif,” katanya di Twitter.

Sebaliknya, pemimpin senior Taliban itu memperingatkan bahwa DK PBB seharusnya menghapus sanksi diplomatik dan mengembalikan aset milik negaranya, daripada mengeluarkan kebijakan tekanan yang gagal itu.

Sementara Balkhi mengatakan, Taliban sesungguhnya menyambut baik resolusi DK PBB yang juga mengakui bahwa Afghanistan menghadapi tantangan multifaset, seperti konflik puluhan tahun oleh negara asing, pemulihan pasca-konflik, penghapusan sanksi diplomatik, dan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Akan tetapi, mengenai masalah larangan perempuan bekerja, ia menekankan bahwa hal tersebut merupakan masalah internal negaranya.

“Kami menekankan bahwa sejalan dengan Hukum Internasional dan komitmen kuat yang dibuat untuk menghormati pilihan berdaulat Afghanistan, ini adalah masalah sosial internal Afghanistan yang tidak berdampak pada negara luar,” katanya.

Menurutnya, negaranya akan memastikan semua hak perempuan didapatkan di Afghanistan, namun ia menekankan bahwa keragaman di negaranya harus dihormati dan tidak dipolitisasi oleh DK PBB.

DK PBB sendiri dengan suara bulat dari 15 negara, yang disponsori bersama oleh lebih dari 90 negara mengutuk larangan perempuan bekerja di PBB Afghanistan yang diberlakukan Taliban, dengan mendesak agar pemimpin negara itu segera membatalkan kebijakannya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya