Berita

Pakar PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Thomas Andrews/Net

Dunia

Pakar PBB Desak Jepang Jatuhkan Sanksi pada Myanmar

JUMAT, 28 APRIL 2023 | 15:40 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Selain pada Rusia, Jepang harusnya juga menjatuhkan sanksi ekonomi maupun militer pada Junta Myanmar agar mereka berhenti melakukan kekerasan terhadap warga sipil.

Begitu yang disampaikan pakar PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Thomas Andrews, jelang pertemuannya dengan para pejabat dan pebisnis Jepang pada Jumat (28/4).

Menurut Andrews, situasi kemanusiaan di Myanmar sangat mengerikan dan semakin memburuk. Ia mendesak agar Jepang bisa mengikuti langkah negara G7 lainnya untuk menjatuhkan sanksi pada Junta.


"Sanksi terhadap junta akan melemahkan kemampuannya untuk menyerang dan menindas rakyatnya," kata Andrews dengan yakin, seperti dimuat Digital Journal.

Andrews meminta Jepang berhenti melatih personel militer Myanmar. Ia mengkritik negara itu karena masih mengizinkan tentara Myanmar melanjutkan latihan militer mereka hingga September mendatang.

“Selama kementerian pertahanan terus melatih tentara Myanmar, Pasukan Bela Diri Jepang akan dikaitkan dengan rezim militer yang brutal.” tegas nya.

Selain itu, Andrews juga menyerukan agar Jepang tidak lagi membantu perekonomian Myanmar dengan membekukan aset mereka dan menggunakan uang itu untuk membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, yang memicu pertempuran di seluruh wilayah dan membebani perekonomian nasional.

Bulan ini, serangan udara yang diluncurkan Junta militer pada sebuah desa yang diduga tempat persembunyian pemberontak telah menewaskan sedikitnya 170 warga sipil.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya