Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyapa pemudik yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (25/4)/Istimewa
Jumlah pemudik yang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten selama arus balik lebaran mengalami peningkatan. Terhitung Selasa (25/4), jumlah pemudik naik 25 persen dibanding tahun 2022 di periode yang sama.
Peningkatan penumpang terjadi salah satunya karena persetujuan kebijakan memajukan libur cuti bersama, sehingga waktu arus mudik menjadi lebih panjang.
“Jadi meski lonjakan penumpang tinggi dengan tingkat okupansi 90 persen lebih, bisa tertangani dengan baik. On Time Performance (OTP) atau ketepatan waktu juga terjaga dengan baik,†kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (26/4).
Selain itu, harga tiket pesawat selama arus mudik masih dalam batas wajar dan tidak melebihi tarif batas atas yang telah ditentukan.
“Terima kasih kepada pengelola bandara yang telah mengelola lonjakan penumpang pesawat dengan baik dan maskapai penerbangan menjaga tarif sesuai anjuran pemerintah,†ujar Menhub.
Di sisi lain, peningkatan pergerakan penumpang dan pesawat tahun ini menjadi kabar baik bagi kebangkitan industri penerbangan nasional setelah sempat terdampak pandemi Covid-19.
“Walaupun belum sama dengan tahun 2019, tetapi secara ekonomi sudah terjadi pergerakan yang memberikan manfaat bagi operator bandara dan maskapai. Ini berita baik buat kita,†tuturnya.
Berdasarkan data Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta, tak hanya jumlah penumpang yang meningkat, pergerakan pesawat juga mengalami peningkatan 5 persen dibanding tahun 2022 lalu.
Penerbangan pesawat saat puncak arus mudik pada 19-21 April 2023 di Bandara Soekarno Hatta mencapai di atas 1.000 penerbangan per hari. Sebelum pandemi, rata-rata 1.200 penerbangan dilakukan di Bandara Soekarno Hatta setiap hari. Adapun di tengah pandemi pada 2022 dan awal 2023, jumlah penerbangan pada hari-hari biasa berkisar 800 - 900 penerbangan per hari.
Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menjadi bandara tersibuk yang dikelola oleh AP II. Disusul kemudian Bandara Kualanamu (Deli Serdang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).