Relawan Bulan Sabit Merah Libya (LRC) yang melakukan proses evakuasi mayat puluhan migran di pesisir pantai Sabratha pada Senin, 24 April 2023/Net
Pemandangan pesisir pantai Libya Barat menjadi sangat memprihatinkan selama lima hari terakhir, setelah puluhan mayat migran ilegal terdampar akibat tenggelam saat berusaha mencapai Eropa.
Bulan Sabit Merah Libya (LRC) yang melakukan proses evakuasi pada Selasa (25/4) mengatakan bahwa saat ini total jenazah yang ditemukan menjadi 34.
"Enam mayat ditemukan di pantai Sabratha pada Rabu (18/4), 17 mayat pada Minggu (23/4) dan sisanya 11 mayat pada Senin (24/4)," bunyi pernyataan LRC seperti dimuat
African News.Melalui postingan Facebook, terlihat relawan LRC membawa jenazah dalam tas hitam dan menyimpannya di ambulans.
Mengutip laporan AFP, puluhan migran yang tewas itu kemungkinan berasal dari sebuah perahu karet berisi puluhan migran yang diberitakan terbalik pekan lalu tidak jauh dari pantai Sabratha.
Sekelompok sukarelawan yang menjalankan hotline untuk migran yang mengalami kesulitan, LSM mengatakan di hari tenggelamnya perahu karet, mereka mendapat panggilan darurat dari migran yang katanya akan tenggelam di lepas pantai libya dengan muatan 100 orang di dalamnya.
LSM mengklaim pihaknya telah mencoba untuk menghubungi penjaga pantai Libya, namun tidak ada jawaban.
Libya menjadi rute pilihan bagi puluhan ribu migran dari Afrika sub-Sahara, negara-negara Arab, dan Asia Selatan, yang berusaha mencapai Eropa melalui pantai Italia.