Berita

Ilustrasi cuaca ekstrem/Net

Publika

Suhu Udara Panas Ekstrem dan Potensi Kemarau Panjang

SENIN, 24 APRIL 2023 | 06:44 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

SUHU udara panas tinggi tercatat di Ciputat, Jakarta setinggi 37,2 derajat Celcius. Suhu udara panas tinggi juga terjadi di daerah lainnya di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini.

Beberapa negara di Asia juga mencatat suhu udara panas yang tinggi. Misalnya di Bangladesh setinggi 51 derajat Celsius. Di Thailand setinggi 45 derajat Celsius.

Libur besar Idulfitri telah usai. Gelombang pulang kembali ke tempat tinggal bekerja sudah dimulai. Suhu udara panas tinggi telah mengingatkan tentang betapa sangat penting pengaruh perubahan iklim secara ekstrem.


Kenaikan suhu udara yang dapat mencapai 5 derajat Celsius seperti yang terjadi beberapa hari ini sangat mengganggu kehidupan tanpa suhu udara pendingin.

Selanjutnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kedatangan musim kemarau panjang El Nino pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Bahkan mungkin puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2023.

Pentingnya perubahan iklim dan kedatangan musim penghujan dan kemarau panjang dijadikan mata kuliah penting pada sekolah pertanian. Untuk mengurangi dampak negatif dari musim kemarau panjang, antara lain pemerintah membangun sangat banyak waduk irigasi, sehingga tanaman pangan mendapat pengairan secara teknis dan panen padi dapat dilakukan dua kali setahun, bahkan pada daerah tertentu yang cocok dapat diselingi menggunakan tanaman palawija.

Persoalannya pada perubahan iklim kemarau yang panjang, serta peningkatan marginalisasi lahan pertanian dan kemacetan reboisasi hutan atas perubahan penggunaan lahan hutan, maka waduk-waduk yang menjadi pusat tangkapan penyimpanan air baku menjadi kering dan tidak terawat. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pun terganggu oleh penurunan debit air irigasi waduk teknis.

Pemanfaatan alih lahan hijau tanaman yang lupa pada reboisasi hutan, maka suhu udara panas ekstrim dan kemarau panjang telah mengingatkan tentang betapa pentingnya cadangan pangan. Penggunaan alat pendingin udara (air conditions) secara masif dibandingkan sistem pengaturan udara ruangan tradisional secara alami, telah memperparah pembentukan suhu udara panas ekstrem dan musim kemarau panjang tersebut.

Dalam situasi panas udara seperti ini, penggunaan jurus pencak silat tradisional olah pernafasan kolosal berbasiskan pemanfaatan ilmu air dan udara, dapat berfungsi secara insidental untuk menurunkan hujan dengan merangsang terbentuknya awan hujan dan mengatur angin.

Di samping itu pemanfaatan penanaman kembali miliaran bibit tanaman hutan, tanaman produktif, dan tanaman yang dapat tumbuh berkembang secara sangat cepat secara masif merupakan pilihan wajib untuk menghijaukan lahan gundul dan pekarangan rumah. Bukan hanya hidroponik, melainkan menabur garam di langit menggunakan pesawat terbang merupakan cara ilmiah penting dewasa ini.

Peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya