Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab/Net
Janji Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab untuk mengundurkan diri akhirnya diwujudkan pada Jumat (21/4), menyusul penyelidikan dugaan intimidasi yang dilakukan Raab kepada para staf saat ia menduduki berbagai posisi di pemerintahan.
Raab telah diselidiki atas delapan keluhan resmi tentang perilakunya saat menjabat sebagai menteri luar negeri, sekretaris Brexit, dan selama tugas pertamanya sebagai menteri kehakiman.
Dua keluhan terhadapnya ditegakkan tetapi Raab menggambarkannya sebagai "cacat". Dalam surat pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Rishi Sunak, Raab mengatakan penyelidikan itu "cacat dan menjadi preseden berbahaya".
Investigasi Adam Tolley KC yang diterbitkan pada Jumat menyimpulkan bahwa Raab terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan yang merusak atau mempermalukan saat menjadi menteri luar negeri.
Dikatakan bahwa tingkah laku Raab di departemen memiliki dampak buruk yang signifikan pada satu kolega. Raab juga kedapatan mengintimidasi seorang staf dengan mengkritik pekerjaannya, mengatakan itu sama sekali tidak berguna. Itu terjadi saat Raab menjadi sekretaris kehakiman.
Dalam suratnya, Raab mengatakan dia siap dan akan menerima apa pun hasil penyelidikan, tetapi ia membela perilakunya.
“Saya bersyukur telah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai menteri di berbagai peran dan departemen sejak 2015, dan memberikan penghargaan kepada banyak pegawai negeri sipil yang luar biasa yang pernah bekerja dengan saya," katannya, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (22/4).
Menambahkan bahwa ia mendukung penyelidikan terhadapnya dan berjanji untuk mengundurkan diri jika terbukti ada temuan intimidasi apa pun.
"Saya percaya penting untuk menjaga kata-kata saya," ujar Raab.
Raab mengatakan temuan itu akan memiliki konsekuensi yang merusak bagi pemerintah.
Raab bersikukuh bahwa ia tidak pernah mengumpat, berteriak, atau mengintimidasi siapa pun secara fisik dalam empat setengah tahun.
Sunak menerima pengunduran diri Raab dengan sangat sedih. Ia mengatakan, semua pejabat harus belajar dari kasus tersebut.
"Kita harus belajar dari ini, bagaimana menangani masalah seperti itu dengan lebih baik di masa depan," ujarnya.
Sunak kemudian menunjuk kekosongan jabatan yang ditinggalkan Raab dengan menunjuk Alex Chalk sebagai Menteri Kehakiman dan Oliver Dowden sebagai Wakil Perdana Menteri.