Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pakistan Tidak Punya Hak untuk Mengatur KTT G20 yang Diselenggarakan India di Wilayah J&K

JUMAT, 21 APRIL 2023 | 15:04 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Keputusan India untuk menggelar pertemuan G20 di wilayah Jammu dan Kashmir (J&K) pada 22-24 Mei mendatang merupakan hak India sebagai negara yang memegang kuasa di wilayah tersebut.

Sebab, KTT untuk pertemuan G20 dan Youth20 yang rencananya diadakan di Srinagar, Kashmir dan Leh, di wilayah tetangga Ladakh, telah melewati konsultasi yang erat dengan para peserta anggota G20.

Namun, anehnya, Pakistan yang bukan anggota dari G20 mengajukan keberatannya kepada India yang menyelenggarakan acara itu di wilayah Kashmir yang disengketakan.

Seperti dikutip dari Latestly, Jumat (21/4), Islamabad yang mengecam keras keputusan India tersebut menyebut New Delhi telah melakukan pelanggaran hukum internasional yang tidak bertanggung jawab.

"Pakistan bukan anggota G20, ia tidak berhak ikut campur dalam hal-hal yang menjadi kepentingan eksklusif anggota G20," tulis Latesly dalam laporannya.

Menurut pemerintah Pakistan, India berusaha untuk melegitimasi kontrol ilegal atas wilayah yang disengketakan itu. Untuk itu mereka memperingatkan kepada negara-negara G20 agar tidak menerima proposal India yang menyelenggarakan KTT di blok J&K.

Akan tetapi peringatan dan permohonan keberatan itu tidak disampaikan langsung oleh pemerintah Islamabad ke pemerintahan New Delhi. Sementara mereka terus mengecam India dengan dalih pelanggaran dan lain sebagainya.

Meski banyaknya dalih yang digunakan negara itu untuk menggagalkan KTT G20 di wilayah J&K. Namun, India masih tetap menjadi negara yang memiliki hak untuk menggelar acara di J&K tanpa campur tangan Pakistan, karena lokasi itu berada di bawah kekuasaan India sendiri.

"Peristiwa dan pertemuan G20 terjadi di seluruh India dan wajar jika dilakukan di Jammu, Kashmir dan Ladakh, yang merupakan bagian integral dan tidak dapat dicabut dari India," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, India Arindam Bagchi yang merespon kecaman Pakistan pada pekan lalu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya