Connie Rahakundini Bakrie/Net
Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menduga penyerangan terhadap anggota TNI saat melakukan operasi penyelamatan Pilot Susi Air dilakukan tentara bayaran, bukan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB.
Sebab menurut Connie sejauh ini pemerintah belum memiliki grand design yang kuat untuk menumpas gerakan KKB di Papua. Padahal, kata Connie, sudah saatnya di Papua digelar operasi militer untuk membasmi gerakan separatis itu.
"Seharusnya ditangani melalui operasi militer dan sayangnya hingga kini pemerintah tidak memiliki grand design atau konsep umum dalam mengatasi kelompok bersenjata di Papua," kata Connie dilansir dari Youtube Crosscheck, Rabu (19/4).
Sebab Connie yakin bahwa faktor-faktor maupun negara lain yang terlibat dalam KKB ini sudah diketahui.
Apalagi prajurit-prajurit yang diserang merupakan pasukan terbaik atau elite TNI dan berasal dari Kopassus. Jika publik banyak yang bertanya mengapa TNI seolah bisa kedodoran, Connie pun langsung melemparkan pertanyaan itu kepada KSAD, hingga Danjen Kopassus.
"Kalau mereka bisa kedodoran, pertanyaan saya nomor satu kepada KSAD dan Danjen Kopassus kenapa mereka bisa begitu? Kedua seberapa besar sih kekuatan gerombolan mereka," katanya.
Pertanyaan berikutnya tentang keberadaan KKB yang dianggap bukan lagi pasukan pemberontak, akan tetapi justru lebih mirip teroris. Jika benar demikian, maka TNI diminta tak ragu-ragu untuk memberantas KKB di sana lewat operasi militer.
"Ini kita enggak usah pakai istilah macam-macam, tegaskan ini adalah kelompok separatis. Dan separatis itu harus menjadi operasi militer. Yang menangani tidak bisa tidak sebenarnya."
"Berarti ada kemungkinan yang bertempur itu bukan pasukan Papua sendiri atau orang Papua asli, tapi tentara bayaran. Itulah yang harus kita waspadai," kata Connie tegas perihal TNI diserang KKB.