Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Jangan Pilih Pemimpin Berdasarkan Popularitas

SELASA, 18 APRIL 2023 | 14:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

RMOL. Dalam memilih pemimpin jangan semata-mata berdasarkan popularitas. Tapi harus melihat dulu rekam jejak, latar belakang, dan komitmennya terhadap kepentingan bangsa.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN), Daddy Palgunadi, dalam Diskusi publik bertema "Suara Rakyat Dalam Oligarki Politik" yang digelar Forum Muda Kebangsaan di Jalan Taman Mpu Sendok No.12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Jangan sampai kita terjebak dalam dominasi rezim popularitas yang menurut saya lebih cenderung emosional sesaat dan menyesal di belakang," kata Daddy, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta, Selasa (18/4).


Dalam memilih pemimpin, Daddy meminta publik menelaah lebih jauh lagi figur yang akan dipilih.

"Apakah dia berkomitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan yang selama ini telah mengakar kuat di masyarakat kita? Apakah dia kita yakini secara kuat akan melanjutkan pembangunan nasional yang sudah kita raih selama ini dan akan lebih maju selama periode kepemimpinannya?" kata Daddy.

Daddy mengingatkan, memilih pemimpin itu tidak boleh dipengaruhi oleh faktor emosional semata, seperti layaknya memilih seorang figur idola masyarakat.

Memilih seorang pemimpin nasional yang akan menentukan masa depan bangsa ini ke depan harus juga melibatkan faktor rasional, yang melibatkan varian-varian penting dan melekat pada sosok calon pemimpin tersebut.

"Kita berbicara soal masa depan bangsa, bukan sekadar memilih layaknya memilih seorang idola publik. Dalam konteks ini, saya yakin partai politik memiliki hitungan-hitungan yang lebih matang, dan tentunya tetap mempertimbangkan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat," tutur Daddy.

Daddy menambahkan, selain kualitas dan kredibilitas yang dimiliki oleh Capres dan Cawapres yang akan dipilih oleh masyarakat, yang tak kalah penting adalah konsep dan program yang ditawarkan oleh para paslon yang dipilih.

"Apakah konsep dan program itu benar-benar bisa diterima secara rasional dan diyakini dapat membuat bangsa ini lebih maju di periode berikutnya," sambung Daddy.

Kemudian apakah program yang ditawarkan benar-benar menjawab permasalahan yang selama ini dihadapi oleh bangsa dan negara.

Faktor-faktor itulah yang harusnya menjadi pertimbangan publik dalam menentukan pilihan mereka. Di mana nantinya akan menjadi pertimbangan partai politik dalam mengusung Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.

Jika semua faktor-faktor tersebut menjadi dasar yang penting bagi publik, tentunya komunikasi politik antara partai politik dan konstituennya akan muncul secara otomatis.

"Ruang-ruang komunikasi antara elite dan publik secara otomatis akan terbangun karena telah memiliki persepsi dan ekspektasi yang sama persis," demikian Daddy.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya