Menteri Keuangan AS, Janet Yellen/Net
Hegemoni dolar AS dapat terancam oleh dampak yang ditimbulkan dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada negara-negara bermasalah, seperti Rusia, Iran, dan China.
Begitu yang disampaikan Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam wawancaranya dengan jaringan Fareed Zakaria pada Minggu (16/4).
Yellen menjelaskan bahwa dominasi mata uang dolar di dunia bisa saja rusak. Sebab, negara yang dijatuhi sanksi tersebut cenderung mencari alternatif pembayaran lain.
"Tentu saja, (sanksi) itu menimbulkan keinginan di pihak China, Rusia, Iran untuk mencari alternatif," kata Yellen, seperti dimuat
CNA.Kendati demikian, Yellen menggarisbawahi apa yang ditakutkan itu baru kemungkinan. Sebab, hingga kini belum ada mata uang lain yang bisa memenuhi standar untuk digunakan dalam transaksi internasional.
"Tetapi dolar digunakan sebagai mata uang global dengan alasan yang tidak mudah bagi negara lain untuk menemukan alternatif dengan sifat yang sama," ujarnya.
Yellen mengatakan, untuk menjadikan mata uang seperti dolar, suatu negara harus lebih dulu memiliki supremasi hukum dan pasar modal yang kuat dan jelas.
"Dan kami belum melihat negara lain yang memiliki dasar infrastruktur institusional yang memungkinkan mata uangnya melayani dunia seperti ini," ungkap Yellen.
Kembali pada sanksi yang dijatuhkan pada Rusia, Yellen menilai itu perlu dilakukan. Sebab, aset-aset yang dibekukan akan digunakan untuk memperbaiki kerusakan Ukraina yang disebabkan oleh perang selama lebih dari setahun.
"Rusia harus membayar kerusakan yang ditimbulkannya," pungkasnya.