Berita

Karikatur wartawan senior tinggal di Sidoarjo, Anwar Hudijono/Net

Publika

Tahap Akhir Puasa adalah Yang Terbaik, Kenapa?

OLEH: ANWAR HUDIJONO*
SENIN, 17 APRIL 2023 | 12:53 WIB

“DAN sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada permulaan.” (Quran, Ad-Duha 4).

Dalam banyak hal terkait dengan proses kehidupan, Allah menempatkan tahap akhir adalah yang terbaik, bahkan menentukan. Eksistensi manusia ditentukan di saat akhir hidupnya apakah husnul khatimah (berakhir baik) atau su’ul khatimah (berakhir buruk).

Umat terakhir, umatnya Nabi terakhir yaitu umat Islam juga merupakan umat terbaik yang akan masuk surga di deretan paling depan.  

Umat Islam dianjurkan berdizikir sepanjang waktu. Tapi Allah memberi perhatian khusus dan nilai istimewa pada penghujung akhir siang dan penghujung akhir malam.

Faṣbir 'alā mā yaqụlụna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulụ'isy-syamsi wa qablal-gurụb.

Artinya: Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). (Quran, Qaf ayat 39)

Allah menetapkan sepertiga malam terakhir adalah saat yang terbaik untuk beribadah seperti shalat lail, baca Quran.

Qumil-laila illā qalīlā. Niṣfahū awingquṣ min-hu qalīlā. Au zid 'alaihi wa rattilil-qur`āna tartīlā.

Artinya: Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Quran, Al-Muzammil 2-4).

Demikian pula untuk puasa Ramadhan. Dalil walal akhiratu khairul laka minul ula (dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan) juga pas dipergunakan. Indikatornya, pada 10 hari terakhir, Allah berkenan menghadiahkan Lailatul Qadr, malam dengan kebaikan seribu bulan.

Lailatul Qadr itu diulang-ulang setiap bulan Ramadhan. Kalau ada yang bilang (biarpun ustad) bahwa Lailatul Qadr hanya turun sekali saat Quran diturunkan, sebaiknya tidak usah didengar. Saya menduga itu orang kemenyek. Ngalem. Kalau ketemu gitu rasanya pengen njo… eh ngajak ngopi hahaha.

Indikator kedua, pada 10 hari terakhir itu Kanjeng Rasulullah Muhammad full itikaf di dalam masjid sampai tidak pulang. Untuk menyisir rambut pun cukup mengeluarkan kepalanya dari jendela masjid untuk disisir Aisyah, istri tercintanya.

Yang dilakukan Rasulullah memberi ibrah (pengajaran) dan petunjuk serta membuka pintu rahmat bagi yang beriman. Bahwa saat-saat terakhir itu bisa menentukan derajat puasa seseorang.

Husnul khatimahnya orang puasa adalah puasanya diterima Allah sehingga menjadikan dirinya kembali kepada fitrah atau suci dari dosa. Dalilnya sudah biasa disampaikan di kultum Ramadhan yang menjamur ini.

Man shama imanan wa ihtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih. (Siapa yang berpuasa dengan penuh keberimanan dan semata karena ingin mendapat ridha Allah) maka diampuni dosa-dosanya yang lalu). Hadits ini tidak merinci dosa kecil atau dosa besar. Pokok semua dosa. Haditsnya jelas tidak usah diramesi yang enggak-enggak.

Adapun su’ul khatimahnya orang puasa adalah apabila ternyata hanya mendapat  haus dan lapar. “Kam min shoimin lasa lahu min shiyamihi illa juú wal athsyu. (Betapa banyak orang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.

Puncak Perang Kosmik


Betapa super disiplinnya Rasulullah dalam itikaf memberi pesan betapa sangat pentingnya. Bahwa inilah saat-saat  puncak Perang Kosmik Kecil, perang yang merupakan bagian sistem jagat kecil yaitu diri manusia, antara kecenderungan pada dosa dan pada taqwa. Fa al hamaha fujuraha wa taqwaha. Artinya: maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya.

Dan masjid adalah tempat terbaik untuk memupuk ketaqwaanya sekaligus mencegah dosa. Coba bandingkan di mal. Yang bergelora pasti nafsu mulai nafsu konsumtif, nafsu iri pada orang lain, pamer dan sebagainya. Meski puasa, kalau di mal itu yang puasa mulutnya tapi mata sulit puasa ketika harus memergoki yang bening-bening dan glowing.

Pada zaman now, itikaf di masjid juga sangat berat karena godaan itu justru dibawa yang itikaf. Apa itu? Android. Kelihatannya duduk diam di masjid, tapi diam-diam baca konten ghibah melalui HP.

Mau buka aplikasi Quran tiba-tiba didului iklan yang  bisa juga bikin mata melototi. Katanya sebentar tiktokan, instagraman untuk selingan istirahat itikaf, tapi akhirnya keasyikan surfing konten-konten medsos. Minimal upload foto atau video selfie: Itikaf gaes.

Rabbi a’lam.

*Penulis adalah wartawan senior tinggal di Sidoarjo


Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya