Berita

Polusi udara di kota Chiang Mai, Thailand/Net

Dunia

Polusi Udara Chiang Mai Thailand Mengkhawatirkan, Turis-turis Pilih Kabur

SELASA, 11 APRIL 2023 | 11:50 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tingkat polusi udara yang tinggi di kota Chiang Mai, Thailand telah berdampak pada penurunan jumlah wisatawan dan memicu kekhawatiran warga atas risiko kesehatan yang dihadapi.

Chiang Mai dikenal sebagai kota wisata Thailand, dengan pemandangan pegunungan yang indah, kuil, dan kafe yang apik. Sayangnya, beberapa bulan lalu kota itu masuk dalam daftar kualitas udara terburuk global, bersama Lahore dan New Delhi di India.

Mengutip Malaymail pada Selasa (11/4), kondisi udara Chang Mai mencapai peringkat 289 pada indeks kualitas udara (AQI) dan telah berdampak pada penurunan pariwisata di wilayah tersebut.

Presiden Asosiasi Hotel Thailand Cabang Utara, Phunut Thanalaopanich mengungkap, Chiang Mai biasanya menerima 10,8 juta pada tahun 2019 atau sebelum pandemi, tetapi tahun ini pemesanan hotel di kota itu telah turun hingga 45 persen.

Salah satu turis asal Meksiko yang berkunjung ke Chiang Mai, Fernanda Gonzalez mengaku udara di sana sangat kotor bahkan mudah menempel di wajahnya.

"Anda bisa merasakan (debu) di wajah Anda. Saya membersihkan wajah dan ini benar-benar kotor," kata Gonzalez.

Menyusul perkembangan tersebut, Kementerian Kesehatan Thailand pada Senin (10/4) mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan memakai masker yang dapat menyaring partikel udara kotor.

Salah seorang warga setempat bernama Pathsharasakon mengaku khawatir bahwa polusi udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti alergi, atau bahkan kanker.

“(Polusi udara) semakin buruk dari tahun ke tahun,” ucapnya.

Pihak berwenang menyebut polusi udara di kota Chiang Mai disebabkan oleh kombinasi kebakaran hutan dan pembakaran tanaman di Thailand serta negara-negara tetangganya.

Pekan lalu, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha menyatakan telah berkoordinasi dengan Laos dan Myanmar untuk mengurangi titik panas di daerah perbatasan untuk menghentikan asap lintas batas.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya