Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pakar: Picu Perlombaan Senjata, AUKUS Bisa Memantik Perang Dingin Baru

SENIN, 10 APRIL 2023 | 20:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keberadaan aliansi Australia-Inggris-Amerika Serikat (AUKUS) telah menjadi kekhawatiran banyak pihak. Sejumlah pakar bahkan meyakini AUKUS dapat memantik Perang Dingin baru.

Salah satunya adalah pakar internasional, Ri Jong Su. Kekhawatiran itu disampaikan Ri lewat artikel bertajuk "AUKUS crumbles international Nuclear Non-Proliferation system and sparks off arms race" yang diunggah KCNA pada Jumat (7/4).

Dalam tulisannya, Ri menyoroti keseriusan AS dan Inggris untuk mempersenjatai Australia.

Pada 13 Maret, pemimpin ketiga negara mengeluarkan pernyataan bersama di pangkalan angkatan laut San Diego di California, AS. Mereka menyatakan bahwa Australia akan membangun kapal bertenaga 8-nuklir sub tim dengan investasi 245 miliar dolar, bekerja sama dengan AS dan Inggris, pada tahun 2055.

Menurut rencana, kapal selam nuklir AS dan Inggris akan mulai masuk secara reguler ke pelabuhan Australia mulai tahun 2023 hingga 2026, kemudian mereka akan ditempatkan dalam pengerahan bergilir mulai tahun 2027. Mulai awal tahun 2030-an, AS akan dilaporkan membangun tiga kapal selam nuklir kelas Virginia untuk dijual ke Australia, dan bila perlu menjual dua lagi.

"Sifat AUKUS menjadi jelas sebagai produk 'Perang Dingin baru'," tulis Ri.

Ri menilai, nuklirisasi Australia melalui AUKUS akan menghancurkan sistem non-proliferasi internasional yang telah berjalan.

"Pengalihan uranium yang sangat diperkaya tingkat senjata ke negara non-nuklir, Australia, oleh AS dan Inggris, negara-negara senjata nuklir dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir, menjadi tindakan proliferasi nuklir yang jelas," jelasnya.

Kendati begitu, tiga negara terus bersikeras dan berdalih bahwa kapal selam yang disengketakan tidak dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dan tidak bertentangan dengan sistem non-proliferasi nuklir internasional.

Jika situasi ini terus dibiarkan, Ri khawatir AS dapat memperluas nuklirisasi ke negara-negara non-nuklir lain yang merupakan sekutu mereka. Terlihat dari Jepang dan Kanada yang sudah sangat iri dengan Australia saat ini.

Perlombaan Senjata Menuju Perang Dingin Baru

Belajar dari sejarah, keberadaan AUKUS sejatinya dapat memicu perlombaan senjata yang memantik Perang Dingin baru. Terlebih saat ini dunia telah berubah menjadi multi-polar dengan munculnya kekuatan-kekuatan besar lain, seperti China, Rusia, Afrika Selatan, hingga Brasil.

Biaya 245 miliar dolar yang dihabiskan untuk mempersenjatai Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir dinilai akan membuat panas negara-negara lain, khususnya di Asia Pasifik.

"Memberikan jawaban yang dapat dipahami oleh negara-negara Asia-Pasifik tentang alasan di balik eskalasi ketegangan, penciptaan ketidakstabilan, dan pemicu perlombaan senjata adalah tanggung jawab yang tidak dapat dihindari dari para kepala negara AUKUS," tulis Ri.

Merujuk berbagai pernyataan dari para pemimpin AUKUS, disebutkan bahwa keberadaan mereka merupakan sebuah keharusan dari perkembangan keamanan global, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.

Alasan ini menunjukkan bahwa AUKUS tidak hanya ditujukan untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan, namun jauh dari itu. Termasuk juga dapat disalahgunakan untuk menciptakan perang di Semenanjung Korea.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya