Berita

Ajudan Presiden Rusia Igor Levitin bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani di Teheran, Iran, pada Minggu, 9 April 2023/Net

Dunia

Rusia dan Iran Berkonspirasi Lemahkan Dolar AS

SENIN, 10 APRIL 2023 | 12:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebuah pertemuan antara delegasi Rusia dan Iran yang digelar di Teheran, bertujuan untuk membahas cara agar bisa keluar dari sanksi Barat dan melemahkan nilai dolar AS.

Pertemuan itu dilakukan oleh sekretaris Dewan Tertinggi Nasional Iran Ali Shamkani dan Ajudan Presiden Rusia Igor Levitin yang tengah melakukan perjalanan luar negeri dua hari di Teheran.

Shamkani dari Iran, mengapresiasi hubungan ekonomi yang telah terbangun dengan Rusia. Peningkatan kerjasama itu dinilai mampu mengurangi pengaruh dolar dan dominasi Barat.

"Rencana ini akan membatasi dominasi Barat atas ekonomi dunia seminimal mungkin," ujarnya, seperti dikutip dari The Jerusalem Post pada Senin (10/4).

Selain itu, keduanya juga membahas tentang Koridor Transportasi Utara-Selatan  (NSC) yang menghubungkan Iran, Rusia, Azerbaijan dan negara-negara lain di Asia dan Eropa.

Shamkhani menyebut NSC mampu memudahkan arus barang, di tengah banyaknya sanksi yang dijatuhkan Barat kepada mereka.

"Koridor transportasi bertujuan untuk menciptakan jaringan baru untuk menghindari AS dan Barat seiring tumbuhnya sanksi terhadap Iran," jelasnya.

Delegasi Rusia, Levitin menyatakan kesiapan Moskow untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan berinvestasi di industri baja, minyak, dan petrokimia Iran.

Terlepas dari konspirasi Iran dan Rusia untuk melemahkan dolar AS, tetapi mata uang internasional itu terus menguat pekan ini.

Sementara itu, mata uang Rusia, Rubel minggu ini justru mengalami penurunan terburuk. Penurunan itu disebabkan oleh kurangnya mata uang asing di Moskow dan penjualan bisnis Barat di Rusia.

Sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, Rubel turun drastis menjadi 113 per dolar.

Tetapi kemudian bank sentral dan kementerian keuangan membantu menstabilkan mata uang hingga menguat menjadi 50 per dolar pada Juli tahun lalu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya