Aksi protes tutup Guantanamo yang pernah digelar pada 2022 lalu/The Guardian
Beberapa kelompok dari organisasi hak asasi manusia di Amerika Serikat (AS) menggelar aksi protes bersama, untuk menyerukan pembebasan tahanan di penjara militer Teluk Guantanamo, Kuba.
Protes tersebar di beberapa daerah pada Rabu (5/4), di Washington, D.C, Los Angeles, Cobleskill, New York City, yang bertujuan mendesak pemerintah AS untuk membebaskan 17 orang dari 31 orang yang ditahan tanpa mendapatkan dakwaan.
Dimuat
Anadolu Agency, Kamis (6/4), aksi unjuk rasa ini diberi nama "Tutup Guantanamo", yang akan diadakan pada Rabu setiap bulannya, karena banyaknya orang yang tidak bersalah, yang masih ditahan di penjara itu.
Menurut Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mereka berharap agar kampanye itu dapat meningkatkan kesadaran pemerintah terhadap nasib dari 17 tahanan yang memenuhi syarat untuk keluar.
“Meskipun orang-orang ini telah disetujui dengan suara bulat untuk dibebaskan melalui proses peninjauan pemerintah tingkat tinggi, mereka tetap ditahan karena proses ini murni administratif dan tidak memiliki bobot hukum,†kata organisasi itu.
Sementara itu menurut kelompok Witness Against Torture, Helen Schietinger, yang turut menghadiri protes itu mereka menginginkan agar Guantanamo ditutup.
“Kami menginginkan keadilan bagi orang-orang yang masih di sana. Kami ingin mereka dibebaskan. Kami ingin reparasi selama beberapa dekade kehidupan yang telah hilang dari para pria karena mereka telah dikurung,†katanya.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, kamp penahanan yang didirikan sejak 21 tahun lalu, setelah serangan teroris 9/11 itu telah menahan ratusan tahanan.
Secara keseluruhan 31 tahanan masih berada di penjara itu, dengan banyak dari mereka yang tidak didakwa atau dibawa ke pengadilan.