Berita

Presiden Tunisia Kais Saied/Net

Dunia

Tepis Dugaan Gangguan Kesehatan, Presiden Tunisia Akhirnya Muncul Setelah Dua Pekan Menghilang

RABU, 05 APRIL 2023 | 08:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hampir dua pekan hilang dari publik, Presiden Tunisia Kais Saied akhirnya muncul dalam sebuah postingan di akun Facebook, membantah spekulasi tentang kesehatannya.

Mengunggah pidatonya pada Senin awal pekan ini, Saied menolak informasi yang disebarkan pihak oposisi yang menyebutkan dirinya tidak muncul karena jatuh sakit dan menyebabkan kekosongan kekuasaan.

"Orang-orang ini seharusnya merenung," kata Saied dalam video itu, mengacu pada lawan politiknya.

"Presiden absen dua atau tiga hari, dia masuk angin dan itu jadi masalah, kekosongan kekuasaan?" lanjutnya, seperti dikutip dari Africa News, Selasa (4/4).

Saied, yang saat ini berusia 65 tahun, tidak muncul di depan umum atau mengadakan pertemuan apa pun sejak 22 Maret, menurut postingan di Facebook, satu-satunya saluran komunikasi resmi kepresidenan.

Minimnya pernyataan atau video telah memicu desas-desus tentang kondisi kesehatan Saied.

Berbicara bersama Perdana Menteri Najla Bouden, Presiden mengatakan laporan itu mencerminkan "tingkat kegilaan" yang belum pernah terlihat sebelumnya di Tunisia.

Sebelumnya pada Senin, Ahmed Nejib Chebbi dari koalisi oposisi Front Keselamatan Nasional mengatakan kepada wartawan: "Kami meminta pemerintah untuk berbicara kepada rakyat Tunisia dan mengatakan jika presiden memiliki masalah kesehatan yang memaksanya untuk absen."

Chebbi mengatakan Bouden akan menjalankan roda pemerintahan Tunisia jika terjadi kekosongan kekuasaan sementara, tetapi kekosongan permanen akan membuat negara itu mengalami malapetaka besar karena kekosongan legislatif.

Tanpa menyebut nama, Saied dalam videonya menanggapi dengan mengatakan ada orang yang berusaha menciptakan krisis dengan membicarakan kekosongan kekuasaan.

"Orang-orang ini telah kehilangan plot, mereka terobsesi dengan kekuasaan," katanya.

Saied, yang melakukan perebutan kekuasaan pada Juli 2021 dan sejak itu memerintah dengan dekrit, telah melanggar konstitusi pada tahun lalu, yang memberikan kantornya kekuasaan tak terbatas.

Sejak Februari, pasukan keamanan bahkan telah menangkap lebih dari 20 tokoh masyarakat, termasuk pihak oposisi.

Mereka yang menjadi sasaran termasuk anggota partai Ennahda dan aktivis politik yang terinspirasi Islam, serta pengacara, pengusaha, dan kepala stasiun radio populer yang dikenal memberikan platform untuk mengkritik presiden.

Saied secara terbuka menuduh mereka berkomplot melawan negara dan menyebut mereka sebagai teroris.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya