Berita

PLTN Akkuyu yang dibangun oleh perusahaan energi nuklir Rusia Rosatom di provinsi Mersin, Turki selatan/Net

Dunia

Pabrik Nuklir Akuyyu Jadi Alasan Turki Enggan Beri Sanksi ke Rusia

SENIN, 03 APRIL 2023 | 13:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Akkuyu, dinilai memiliki indikasi politik yang menunjukkan bagaimana penguatan hubungan Turki dan Rusia terbangun, meski dihadapkan pada perang Ukraina.

Hal itu diungkap oleh seorang analis urusan Rusia yang berbasis di Moskow, Kerim Has, dalam wawancaranya bersama kantor berita Xinhua pada Senin (3/4).

Menurutnya, signifikansi politik sangat terlihat, ketika Turki yang merupakan anggota NATO menolak untuk memberikan sanksi kepada Rusia atas invasi di Ukraina.


Has mengatakan bahwa keputusan sanksi Barat, dikeluarkan bertepatan dengan peresmian pabrik nuklir pertama Turki di Akkuyu, yang dibangun dengan 100 persen modal dari Rusia.

"Kengganan Turki menjatuhkan sanksi tersebut, menunjukkan kesediaan Ankara dan Moskow untuk mempertahankan hubungan mereka meskipun ada perbedaan dalam konflik Ukraina," jelasnya.

Banyak analis yang sependapat dengan Has, di mana, proyek Akkuyu kemungkinan besar dapat membantu menstabilkan hubungan Turki-Rusia dalam jangka panjang, terutama di tengah konflik Ukraina dan perseteruan Barat.

Selain itu, menurut Has, PLTN Akuyyu sangat penting bagi Presiden Tayyip Erdogan, karena akan menambah daya saingnya untuk pemilihan mendatang.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu, yang saat ini sedang dibangun di Provinsi Mersin selatan Turki, akan menjadi yang pertama dibangun di negara itu.

Bekerjasama dengan perusahaan negara Rusia Rosatom, Turki akan memiliki empat unit reaktor nuklir yang masing-masing memiliki kapasitas listrik 1.200 MW dan rencananya akan selesai pada 2026 mendatang.

Berdasarkan kesepakatan itu, PLTN Akkuyu akan dibangun dengan 100 persen modal Rusia sebesar 20 miliar dolar AS atau Rp 300 triliun.

September tahun lalu, Erdogan menyampaikan rencananya untuk membangun dua atau tiga PLTN baru segera mungkin.

Menurut pakar energi yang berbasis di Istanbul, Murat LeCompte, ambisi Erdogan dilatarbelakangi oleh kebutuhan energi listrik Turki yang terus meningkat signifikan dari tahun ke tahun.

Terlebih menurut Murat, energi nuklir cenderung efektif karena jumlahnya tidak sebanding dengan sumber tradisional lainnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya