Berita

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre/Net

Dunia

Rusia akan Pimpin DK PBB Bulan Depan, AS Ingatkan agar Moskow Bertindak Profesional

JUMAT, 31 MARET 2023 | 11:01 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Peralihan kursi Dewan Keamanan PBB yang tahun ini dipegang Rusia memicu pertentangan dari banyak pihak.

Rusia yang akan mulai memimpin DK PBB pada 1 April mendatang dinilai Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebagai lelucon yang buruk.

Pasalnya, menurut Kuleba, bagaimana bisa negara yang pemimpinnya telah mendapatkan surat penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menjadi pemimpin lembaga keamanan internasional.

"Kepresidenan DK PBB Rusia pada 1 April adalah lelucon yang buruk. Rusia telah mengambil alih kursi DK PBB untuk mengobarkan perang kolonial. Pemimpinnya adalah penjahat perang yang dicari oleh ICC karena menculik anak-anak,” cuit Kuleba di akun Twitter pribadinya, seperti dimuat The Hill pada Kamis (30/3).

Diplomat Ukraina, Olexander Scherba, menyebut peralihan presidensi DK PBB Rusia, mirip seperti Jack the Ripper yang mengambil alih kementerian kesehatan.

AS sebagai sekutu Ukraina juga mengeluarkan pernyataan ketidaksukaan yang sama terhadap kepemimpinan Rusia di DK PBB.

Meski begitu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre masih berharap Rusia bersikap profesional dan tidak menggunakan kuasanya di DK PBB untuk menyebarkan arus disinformasi tentang Ukraina.

"Kami mendesak Rusia untuk bertindak secara profesional. Sayangnya, Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan dan tidak ada jalur hukum internasional yang layak untuk mengubah kenyataan itu," kata Jean-Pierre.

Setiap bulan, 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB bergiliran menduduki posisi presiden.

Hanya ada lima kursi dewan permanen yang dipegang oleh AS, Inggris, Prancis, China, dan Rusia.

Posisi keanggotan permanen Rusia membuatnya mudah mempengaruhi arah kebijakan DK PBB melalui hak veto yang dimilikinya.

Misalnya, pada Februari lalu, Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan yang meminta Moskow untuk menghentikan serangannya ke Ukraina dan menarik semua pasukan.

Sebagai pemegang Presidensi DK PBB, bulan depan Rusia akan bertanggung jawab menetapkan agenda dan mengadakan rapat, meskipun negara tidak memperoleh kekuasaan tambahan atas apa yang terjadi.

Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Soal Olok-olok Partai Gelora, MKD Sudah Periksa Pelapor Mardani

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:38

Ronaldo Mundur dari Pencalonan Presiden CBF, Ini Alasannya

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:20

12.104 Personel dan 167 Pos Disiapkan Polda Sumut untuk Pengamanan Idulfitri

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:59

Soal Penggeledahan Kantor bank bjb, Dedi Mulyadi: Ini Hikmah untuk Berbenah

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:46

Redam Keresahan Masyarakat Soal MinyaKita, Polres Tegal Lakukan Sidak

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:35

Polemik Pendaftaran Cabup Pengganti, Ini yang Dilakukan KPU Pesawaran

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:17

PHK Jelang Lebaran Modus Perusahaan Curang Hindari THR

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:59

Dapat Tawaran Main di Luar Negeri, Shafira Ika Pilih Fokus Bela Garuda

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:39

Mendagri Soroti Jalan Rusak dan Begal saat Rakor Kesiapan Lebaran di Lampung

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:26

Siapkan Bantuan Hukum, Golkar Jabar Masih Sulit Komunikasi dengan Ridwan Kamil

Jumat, 14 Maret 2025 | 02:33

Selengkapnya