Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid/Net
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pasti atau fee base income dibandingkan pendapatan dari pertumbuhan kredit. Hal ini, untuk memastikan bisnis himbara tetap kokoh sekalipun tanpa proteksi pemerintah.
Harapan itu dikatakan anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direksi Bank Himbara di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/3).
"Kita perlu bangga bank-bank Himbara ini kokoh dan memenangkan kompetisi dalam industri perbankan tanpa proteksi dan monopoli dari pemerintah," kata Nusron Wahid.
Berbeda dengan BUMN di sektor lainnya, kata Nusron, seperti pangan dan perkebunan yang begitu dibuka proteksi dan monopolinya, langsung kalah bersaing dengan swasta.
"Sektor pangan seperti ID Food, dan perkebunan di bawah PTPN maupun sektor manufaktor langsung disalip sama sektor swasta. Tapi sektor perbankan tanpa proteksi dan monopoli masih kokoh," terangnya.
Menurutnya, total laba bank bank Himbara sudah mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Tapi, pendapatan masih didominasi pendapatan dari sektor kredit, belum pendapatan dari
fee base income.
"Karena itu sudah saatnya Himbara harus transformasi. Agar pendapatan dominannya bukan dr kredit, tapi dari transaksi dan bisnis banking lainnya," terangnya.
Lanjut legislator Partai Golkar ini, masa depan perbankan yang sehat adalah yang tidak tergantung pendapatannya dari sektor kredit.
"Dalam kontek
fee base income bank Himbara jangan sampai kalah dengan bank swasta, yang justru dominan dari transaksi," pungkasnya.