Wabup Purbalingga, H Sudono, memantau langsung harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar/RMOLJateng
Ada 2 komoditas yang perlu mendapat perhatian dalam masa Ramadhan dan menuju Idulfitri saat ini. Yaitu harga garam yang naik dan stok minyak Minyakita.
Hal ini merupakan hasil monitoring Wakil Bupati Purbalingga, H Sudono bersama perwakilan Forkopimda terhadap harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Rakyat Bukateja, Pasar Segamas dan Pasar Bobotsari, Sabtu (25/3).
"Yang paling signifikan melonjak itu garam krosok (garam batangan)," kata Wabup Sudono, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.
Berdasarkan pantauan di pasar Segamas per 24 Maret 2023, harga garam krosok masih Rp 8.500 per bungkus (isi 12) dan garam halus seharga Rp 80.000 (garam cap Daun isi 40 kemasan). Sedangkan per 25 Maret 2023, harga sudah naik yakni garam krosok Rp 9.500 dan garam halus 95.750.
Meski demikian di Pasar Bobotsari harga garam masih stabil di harga Rp 7.000 untuk garam krosok dan Rp 93.000 untuk garam halus.
"Garam ini konsumen terbanyak untuk keperluan industri makanan," jelas Wabup.
Selain garam, Wabup juga menerima keluhan pedagang minimnya suplai minyak goreng merek Minyakita. Minyak kemasan dari Perum Bulog ini dinilai paling diburu konsumen karena harganya yang terjangkau.
"Minyakita banyak permintaan namun stoknya masih kurang, kalau harganya masih tetap 14 ribu per liter," katanya.
Untuk harga komoditas yang lain, Wabup menilai masih stabil dan tidak membuat gejolak di masyarakat. Meski demikian, ke depan Ia mewaspadai adanya kenaikan harga cabai saat menjelang lebaran nanti.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin menjelaskan, ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk menjaga kestabilan harga maupun stok komoditas pangan masyarakat.
"Dalam stabilisasi, kami akan terus intensifkan operasi pasar kerjasama dengan Bulog Subdrive Banyumas dan distributor Minyakita. Jadi operasi pasar akan difokuskan pada beras, dan Minyakita, insyaAllah upaya ini akan signifikan mempengaruhi harga," tuturnya.
Upaya selanjutnya adalah mengumpulkan distributor besar barang kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini untuk menyamakan persepsi dan menyatukan pemahaman agar tidak ada yang menahan stok barang di gudang dan lain sebagainya.
Ketiga, pihaknya bersama satgas pangan di Purbalingga akan mengintensifkan untuk melakukan monitoring. Tidak hanya monitoring harga tapi juga monitoring terhadap kualitas barang dagangan khususnya barang dalam kemasan.
"Biasanya jelang Idulfitri ada parsel, ada barang dalam kemasan lainnya, kita monitoring untuk memastikan bahwa kualitas barang yang diperdagangkan memang layak," tutup Johan.