Berita

Seymour Hersh/Net

Dunia

Jurnalis Senior: Intel AS dan Jerman Sekongkol Tutupi Keterlibatan Washington dalam Sabotase Pipa Nord Stream

KAMIS, 23 MARET 2023 | 07:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dugaan keterlibatan Amerika Serikat dalam sabotase pipa Nord Stream 2 kembali diungkap wartawan pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh.

Lewat postingannya di platform Substack pada Rabu (22/3), jurnalis veteran itu mengklaim bahwa AS menugaskan Badan Intelijen Pusat (CIA) untuk bekerja sama dengan dinas intelijen Berlin BND dan memberikan cerita palsu kepada media Amerika dan Jerman untuk menutupi keterlibatan Washington dalam penghancuran pipa Nord Stream 2.

“Menurut keterangan komunitas intelijen, badan tersebut 'mengaktifkan sistem' dalam upaya untuk mengabaikan klaim bahwa Biden telah memerintahkan penghancuran pipa tersebut,” tulis Hersh, mengutip sumber anonim yang memiliki akses ke intelijen diplomatik, seperti dimuat RT.


Dia mencatat bahwa CIA telah menyelesaikan tugasnya dan, dengan bantuan Jerman, menanam cerita di New York Times dan mingguan Jerman Die Zeit. Ini merujuk pada laporan bahwa pipa Nord Stream dihancurkan oleh kelompok pro-Ukraina yang diduga menggunakan kapal layar mewah untuk menanam bahan peledak di jalur pipa tersebut.

"Itu adalah rekayasa total oleh intelijen Amerika yang diteruskan ke Jerman, dan bertujuan untuk mendiskreditkan cerita Anda," kata seorang sumber dalam komunitas intelijen Amerika kepada Hersh.

Para profesional disinformasi di dalam CIA memahami bahwa langkah propaganda akan berhasil jika mereka yang menerima sangat membutuhkan cerita yang dapat mengurangi atau menggantikan kebenaran yang tidak diinginkan.

"Dan kebenaran yang dipertanyakan adalah bahwa Presiden Joe Biden mengizinkan penghancuran jaringan pipa tersebut,” tambahnya.

Februari lalu, Hersh menerbitkan laporan mengejutkan tentang ledakan pipa gas Nord Stream 1 dan 2 September tahun lalu, menuduh Washington mendalangi serangan itu, yang dibantah Gedung Putih.

Pekan lalu, beberapa media Barat mengklaim pelakunya mungkin terkait dengan Ukraina. Moskow kemudian menolak laporan itu, menyebutnya sebagai kampanye tipuan media yang terkoordinasi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya