Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Takut Data Bocor, BBC Minta Stafnya Hapus Aplikasi TikTok

SELASA, 21 MARET 2023 | 22:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Guna melindungi keamanan data perusahaan, raksasa penyiaran Inggris BBC, mendesak seluruh stafnya untuk menghapus aplikasi TikTok yang belakang banyak dikecam karena dugaan spionase China.

BBC hanya mengizinkan karyawan menginstal TikTok hanya untuk keperluan bisnis atau iklan saja, di luar itu perusahaan cenderung melarang.

"Kami tidak menyarankan menginstal TikTok di perangkat perusahaan BBC kecuali ada alasan bisnis yang dibenarkan," ungkap BBC dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat AFP pada Selasa (21/3).

Kebijakan itu diambil BBC untuk mengamankan data-data penting yang dimiliki perusahaan.

"Kami memperhatikan keselamatan dan keamanan sistem, data, dan orang-orang kami dengan sangat serius," tegas BBC.

Perusahaan media itu mengikuti kebijakan otoritas Barat yang semakin tegas menindak aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance tersebut.

Pekan lalu, Inggris mengumumkan larangan keamanan terhadap TikTok pada perangkat pemerintah, sejalan dengan tindakan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Alasan larangan tersebut mengacu pada kekhawatiran bahwa data pengguna dapat digunakan atau disalahgunakan oleh pejabat China.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya