Militan dari Koalisi Patriot untuk Perubahan, yang membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap pekerja China di tambang emas di luar Bangui/Net
Insiden kejam yang terjadi pada para pekerja China di perusahaan tambang di Afrika Tengah, mendorong Kementerian Luar Negeri China mengaktifkan mekanisme tanggap darurat konsuler.
Kementerian memperingatkan warga China agar tidak bekergian ke luar ibu kota, Bangui, dan mereka yang masih berada di wilayah itu agar segera dievakuasi.
Langkah itu sesuai dengan arahan Presiden China Xi Jinping yang telah memberikan perhatian penuh pada serangan bersenjata tersebut. Xi telah menyerukan "hukuman berat" terhadap para pelaku sesuai dengan hukum, dan memastikan keselamatan warga negara China di wilayah itu.
"Perwakilan diplomatik telah dibuat ke Kedutaan Besar Republik Afrika Tengah di Tiongkok. Sebuah kelompok kerja dari kedutaan China telah bergegas ke lokasi untuk mengkoordinasikan tanggapan atas serangan itu," kata Kementerian, seperti dikutip dari
Global Times, Senin (20/3).
Kedutaan telah mengeluarkan peringatan keamanan pada Minggu, mendesak warga negara China untuk segera mengungsi dari daerah di luar Bangui di Republik Afrika Tengah dan melaporkan lokasi dan status mereka ke kedutaan.
Sembilan warga negara China dilaporkan tewas diserang orang-orang bersenjata di wilayah Bambari di Republik Afrika Tengah pada Minggu pagi (19/3).
Wali Kota Bambari Abel Matchipata mengatakan bahwa para korban adalah pekerja China di sebuah lokasi tambang yang dijalankan oleh Gold Coast Group yang berjarak 25 km dari kotanya.
"Kami telah menghitung sembilan mayat dan dua terluka," kata Matchipata.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab, tetapi kecurigaan jatuh pada Koalisi Patriot untuk Perubahan, atau CPC, yang aktif di wilayah tersebut dan secara teratur melancarkan serangan terhadap angkatan bersenjata Afrika Tengah.