Berita

Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPK, Cahya H. Harefa menerima penghargaan dari Menpan RB, Abdullah Azwar Anas/Ist

Politik

KPK Raih Penghargaan Digital Government Award 2023 dari KemenPAN RB

SENIN, 20 MARET 2023 | 19:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan penghargaan Digital Government Award Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Summit 2023 untuk kategori Penerapan Layanan SPBE yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB).

Penghargaan itu diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPK, Cahya H. Harefa di Grand Ballroom, Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (20/3).

Cahya mengatakan, penghargaan tersebut merupakan buah dari hasil kerja keras seluruh insan komisi dalam menjalankan SPBE sebagai bentuk pemerintahan yang terbuka, partisipatif, inovatif dan akuntabel.

Di saat yang sama kata Cahya, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kolaborasi antar kementerian/lembaga dalam melaksanakan urusan dan tugas pemerintahan untuk mencapai tujuan bersama.

"Penerapan SPBE di KPK juga sejalan dengan semangat pemberantasan korupsi di Indonesia. Di mana, keterbukaan dan kolaborasi dari seluruh pihak merupakan senjata utama untuk memberantas korupsi di Indonesia. Dengan berbasis digital, semua pihak bisa berperan dalam upaya-upaya pemberantasan korupsi," ujar Cahya kepada wartawan dalam pesan singkat, Senin (20/3).

Adapun penerapan SPBE yang dimiliki oleh KPK kata Cahya, mencakup penerapan aspek kebijakan internal tata kelola SPBE, aspek perencanaan strategis SPBE, aspek Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), aspek layanan administrasi pemerintahan dan aspek layanan publik. Hal itu diperkuat dengan Perpim KPK 7/2021 tentang SPBE.

Sebagai contoh kata Cahya, pada aspek layanan publik KPK juga sudah implementasi beberapa aplikasi, seperti e-LHKPN yang memiliki kemampuan memberikan informasi seputar LHKPN, aplikasi GOL yang memiliki kemampuan memberikan informasi penanganan dan pengelolaan laporan gratifikasi, aplikasi JAGA yang memiliki kemampuan memberikan informasi seputar pencegahan korupsi dalam pelayanan publik, sehingga telah menggambarkan kapabilitas fungsi teknis informasi.

Saat ini KPK kata Cahya, telah memiliki layanan data terbuka berbasis elektronik yang menyediakan layanan diseminasi informasi yang bersifat satu arah kepada pengguna layanan. Selain itu, ada aplikasi KPK Whistleblower System (KWS), yang mana di dalam aplikasi tersebut, pelapor dapat mencantumkan kronologis atau uraian aduan, pihak yang terlibat, lampiran, serta berkomunikasi antara pelapor dengan petugas verifikator secara dua arah.

"Ke depan, KPK akan senantiasa berupaya meningkatkan layanan SPBE di internal komisi. Bagi KPK, saat ini teknologi adalah segalanya untuk mencapai tujuan dengan cepat dan lebih baik," pungkas Cahya.

Sementara itu, Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas mengatakan, SPBE merupakan penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE. Hal itu sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo, di mana SPBE diperlukan untuk membuat iklim birokrasi yang berdampak, bukan hanya tumpukan kertas, dan birokrasi yang cepat dan lincah.

"SPBE sebagai leverage transformasi digital nasional. Tujuannya apa? untuk mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel, mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas, meningkatkan keterpaduan dan efisiensi penyelenggara," kata Azwar.

Oleh karena itu kata Azwar, SPBE akan memudahkan warga mengakses layanan publik. Saat ini, terdapat lebih dari 27 ribu aplikasi dan mengharuskan masyarakat membuat akun setiap kali ingin mendapatkan layanan. Hadirnya SPBE tentu bukan untuk menambah aplikasi baru namun akan mengintegrasikan semua aplikasi yang ada.

"Indeks SPBE ada kaitannya dengan pemberantasan korupsi, iklim berusaha, penyelenggaraan penegakan hukum. Negara-negara dengan indeks SPBE bagus, indeks persepsi korupsi bagus, tingkat kemudahan investasi bagus dan rule of law bagus," pungkas Azwar.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya