Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Sabtu (18/3)/Ist
Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Negara pada Sabtu kemarin (18/3), dinilai sebagai lobi politik terkait pencapresan di partai banteng moncong putih itu.
Sebab, meskipun Jokowi saat ini menjadi penguasa, namun ia tidak bisa mengendalikan PDIP.
Begitu kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu melalui sambungan telepon, Senin (20/3).
“Yaa lobi-lobi lah Jokowi ke Megawati. Walaupun Jokowi Presiden, dia bukan ketum parpol. Mungkin Jokowi bisa mengkondisikan parpol lain, tetapi untuk PDIP, Jokowi akan susah karena masih ada Megawati,†kata Ujang.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu menilai,
power Megawati di PDIP belum bisa dikalahkan Jokowi. Sehingga, ia harus merayu orang nomor satu di partai banteng moncong putih itu untuk mengajukan capres-cawapres jagoannya.
“Karena penentu PDIP itu ada di Megawati. Siapapun capres cawapresnya ada di Megawati. Nah Jokowi butuh untuk mendorong capres unggulannya, ya bisa jadi mendorong siapapun, Ganjar misalkan, agar bisa didukung oleh PDIP,†demikian Ujang.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Itana Negara pada Sabtu (18/3). Pertemuan Megawati dan Jokowi ini merupakan kali kedua setelah di Istana Batu Tulis Bogor.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah hal strategis tentang bangsa dan negara.
“Tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024,†kata Hasto.