Berita

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yhudhoyono/RMOL

Publika

Suara Lantang AHY di Tengah Politisi Jaim

SABTU, 18 MARET 2023 | 09:55 WIB | OLEH: PANGI SYARWI CHANIAGO

SEBAGAI seorang politisi, panggung politik adalah sesuatu yang selalu diincar untuk mendapatkan atensi publik, citra dan sintemen yang positif serta memperluas dukungan publik.

Secara khusus pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah akan senantiasa menciptakan dan memanfaatkan setiap momentum sebagai panggung politik untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan pemerintah dan mencoba menawarkan jalan politik lain sebagai alternatif yang lebih realistis.

Namun sangat disayangkan empat tahun terakhir posisi partai oposisi dalam dinamika politik nasional bisa dikatakan sangat lemah, tidak maksimal atau bahkan sedang mati suri. Para politisi cenderung mencari posisi yang lebih aman dan nyaman, sehingga suara oposisi justru lebih lantang muncul dari jalur ekstra parlemen, baik dari siswa STM, mahasiswa, buruh, aktivis pro-demokrasi dan lain-lain.

Dalam kerangka ini dan dikaitkan dengan momentum politik jelang Pemilu 2024 pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yhudhoyono (AHY) bisa dimaknai setidaknya ke dalam empat argumen utama.

Pertama: mempertegas posisi Partai Demokrat sebagai partai oposisi. Kritik keras yang disampaikan AHY di dalam pidato politiknya ini menyasar berbagai sektor mulai dari ekonomi hingga sektor pangan dan menyinggung ketidakkeberpihakan pemerintah pada “rakyat kecil”.

Singkat kata, di mata Partai Demokrat, ada masalah serius dalam pengelolaan pemerintahan saat ini yang berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Sikap kritis Partai Demokrat ini adalah upaya mengisi ruang kosong, di mana suara keras dan lantang partai oposisi kembali bergema dan dapat dipastikan akan mengusik berbagai kelompok yang selama ini terlena menikmati kekuasaan.

Sikap partai Demokrat ini merupakan pilihan paling rasional untuk menyongsong Pemilu 2024, menunjukkan garis pembeda dengan partai lainnya.

Kedua: Personifikasi gerakan perubahan ke dalam diri AHY. Sebagai salah satu partai yang tergabung dalam barisan koalisi perubahan, Partai Demokrat ingin menunjukkan sikap embarkasi yang lebih jelas dan tegas mengusung nilai-nilai perubahan.

Sikap ini belum dinyatakan secara terang-terangan oleh PKS, apalagi oleh Partai Nasdem yang sampai hari ini masih berada dalam barisan partai pendukung pemerintah.

Di satu sisi, situasi ini membuat Partai Demokrat menjadi geregetan karena ketidakjelasan posisi. Namun di sisi lain, ini adalah kesempatan yang tepat untuk menunjukkan jati diri yang lebih tegas dan berani sehingga publik sendiri nanti yang akan menilai.

Dengan kata lain, ini adalah keuntungan bagi Partai Demokrat dan AHY secara personal, memperjelas posisi sejak awal sehingga simbol perubahan akan tergambar pada sosok AHY.

Ketiga: Menaikkan daya tawar AHY. Tampilnya AHY dengan berbagai narasi oposisi dan kritik pemerintah secara tidak langsung akan menaikkan daya tawar AHY sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden yang pantas mendampingi Anies Rasyid Baswedan. Karena dengan cara ini AHY akan diuji atas setiap argumentasinya, sehingga secara tidak langsung akan membuka level kualitas dan kapasitas AHY secara personal.

Hal ini penting untuk menguji berbagai kriteria calon yang diinginkan oleh Anies sebagai pendampingnya. Dengan kata lain, Partai Demokrat sedang menunjukkan kualitas dan kapasitas cawapres yang mereka ajukan dan mengirim pesan kepada partai politik di “koalisi perubahan” untuk melakukan hal yang sama atau setidaknya kalau punya kandidat, mari kita uji.

Dengan demikian, AHY dianggap sosok yang paling representatif dan tepat mengisi posisi cawapres sebagai wajah “perubahan”.

Keempat: Rebranding partai. Pernyataan paling mengejutkan dari AHY dalam pidatonya terutama bagi partai yang selama ini menggunakan tagline "partai wong cilik" tentu akan sangat terusik.

Bagaimana tidak, AHY secara lantang mengatakan pemerintah saat ini tidak berpihak pada "wong cilik" padahal partai pengusung utamanya adalah partai "wong cilik".

Keberpihakan terhadap "wong cilik" ini menjadi salah satu poin utama yang perlu digarisbawahi dalam pidato ini.

Jika Partai Demokrat serius menggarap isu ini, maka ini adalah momentum dan pesan yang sangat jelas bahwa partai Demokrat sedang bekerja keras memperluas basis dukungannya untuk memperbesar peluang meraih dukungan segmen pemilih yang lebih luas pada pemilu 2024 mendatang.

Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya