Presiden Jokowi saat bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto saat meninjau panen raya di Kebumen, Jawa Tengah/Ist
Figur Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maupun Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo figur yang ideal di Pilpres 2024.
"Iya ideal semuanya," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) seusai meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Kota Denpasar, Bali, Senin (13/3).
Spekulasi mengenai duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024 santer dibicarakan belakangan ini. Terutama setelah keduanya terlihat akrab mendampingi Presiden Jokowi dalam acara Panen Raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Kamis lalu (10/3).
Dalam acara tersebut, Jokowi tampak akrab hingga muncul spekulasi bahwa mantan Walikota Solo itu tengah meng-
endorse atau mendukung duet Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024.
Meskipun begitu, ketika ditanya soal perjodohan politik, Jokowi mengelak dan menilai kegiatan yang dilakukan sebatas panen raya.
"Itu panen raya di sawah. Kebetulan Bapak Prabowo mau ke Magelang, saya ajak bareng, udah bareng, turun di Kulon Progo. Karena pertemuan bapak Prabowo nya siang, sudah ke sawah dulu kita panen raya. Ada saya, ada Bapak Ganjar ada Bapak Prabowo, gitu saja," ujarnya.
Menanggapi hal itu, para pengamat politik menilai pertemuan tersebut seolah “difasilitasi†Jokowi yang mendorong pasangan itu maju di Pilpres 2024.
Pasalnya, peluang kemenangan duet tersebut dinilai besar lantaran elektabilitas Prabowo dan Ganjar selalu berada di presentase tertinggi berdasarkan penelitian sejumlah lembaga survei nasional.
"Kalau kita bicara survei yang ada saat ini di lembaga yang kredibel bahwa mengatakan Prabowo dan Ganjar paling kuat dan cocok untuk bisa bersaing dengan capres cawapres yang lain," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, dalam keterangannya.
Ujang menilai, peran Prabowo sebagai Menhan menjadi alasan kuat mengapa Jokowi memberikan dukungan. Selain itu, Prabowo juga dinilai berpengalaman dalam kancah politik nasional yaitu ketika Pilpres tahun 2014 dan 2019.
"Pak Prabowo punya pengalaman sebagai capres, jadi konstruksi yang ideal bisa saja bahwa Prabowo berdampingan dengan Ganjar. Saya melihat beberapa pak Jokowi mengendorse secara khusus saatnya giliran Pak Prabowo," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.